Jakarta, VIVA – Anggota Komisi I DPR RI Sarifah Ainun Jariyah menyampaikan pemulangan Reynhard Sinaga dari Inggris bukanlah prioritas pemerintah. Menurutnya, ada banyak kasus lain yang lebih mendesak untuk ditangani, seperti perlindungan tenaga kerja wanita (TKW) dan korban perdagangan orang (TPPO).
Wacana pemulangan Reynhard Sinaga mencuat setelah Kementerian Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah mulai membangun komunikasi dengan pemerintah Inggris terkait kemungkinan pemulangannya. Wacana ini muncul setelah adanya permintaan dari keluarga Reynhard yang mengaku kesulitan berkomunikasi dengannya.
Namun, Sarifah mempertanyakan urgensi pemerintah untuk membangun komunikasi terkait Reynhard, mengingat kasusnya yang sangat berat.
Ilustrasi hentikan perdagangan manusia/TPPO.
Photo :
- communitybridge.blogspot.com
"Ya, kami mengertilah, memang dia warga negara Indonesia. Tetapi, kan, enggak semua (WN) itu harus diprioritaskan. Kok, bisa sampai ada wacana pemulangan Reynhard? Kenapa bukan kasus-kasus lain yang lebih mendesak seperti TKW atau TPPO?" ujar Sarifah seusai mengikuti RDP antara Komisi I DPR RI dengan Menko Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra dan Wamenko Politik dan Keamanan Lodewijk Freidrich Paulus di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa 11 Februari 2025.
Sarifah juga mempertanyakan hal ini kepada Yusril dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) tersebut.
Sarifah menyoroti bahwa Reynhard sudah dihukum seumur hidup dan baru bisa mengajukan banding setelah 30 tahun.
"Jujur, kalau masalah komunikasi dengan keluarga, pemerintah bisa saja memfasilitasi video call dari penjara di Inggris, seperti yang dilakukan untuk para TKW. Jadi, apa urgensinya membahas pemulangan dia?" katanya.
Sebagai mantan sukarelawan dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan, Sarifah menilai bahwa predator seperti Reynhard sulit untuk berubah.
"Aku paham betul kasus seperti ini, pelaku susah untuk sembuh. Makanya, kenapa pemerintah tidak fokus ke korban kekerasan atau warga Indonesia yang benar-benar butuh perlindungan di luar negeri?" tambahnya.
Sarifah juga mengangkat kasus lain yang lebih mendesak, seperti TKW yang mengalami penyiksaan dan kasus “pengantin pesanan” yang menjadi korban penipuan di luar negeri.
"Ada TKW kita yang disiksa, ada perempuan yang dijanjikan menikah dan hidup layak, tetapi setelah di sana malah diperlakukan buruk. Itu yang seharusnya jadi prioritas pemerintah," tegasnya.
Wacana pemulangan Reynhard juga mendapat banyak penolakan dari publik, termasuk aktivis perlindungan perempuan dan anak. Beberapa pihak menilai bahwa pemerintah seharusnya lebih fokus pada warga Indonesia yang menjadi korban kejahatan di luar negeri, bukan justru memulangkan seseorang yang dihukum karena kejahatan luar biasa.
Sarifah menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa pemulangan Reynhard Sinaga tidak hanya tidak mendesak, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah baru di Indonesia.
"Kalau dia pulang dan masuk penjara di sini, siapa yang bisa jamin keamanannya? Bisa saja dia dihabisi oleh narapidana lain," pungkasnya.
Halaman Selanjutnya
"Aku paham betul kasus seperti ini, pelaku susah untuk sembuh. Makanya, kenapa pemerintah tidak fokus ke korban kekerasan atau warga Indonesia yang benar-benar butuh perlindungan di luar negeri?" tambahnya.