Jakarta, VIVA - Langkah Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang menggandeng Ellipse Projects UK dalam penandatanganan 13 kontrak kerja sama senilai USD247 juta dapat perhatian dari DPR RI. Kerja sama berskala besar itu bertujuan merenovasi rumah sakit militer.
Anggota Komisi I DPR RI Farah Puteri Nahlia merespons positif terobosan yang dilakukan Kemhan. Menurut dia, langkah itu strategis dalam memodernisasi infrastruktur kesehatan di lingkungan TNI.
"Proyek ini bukan hanya sekadar renovasi fisik, tetapi juga cerminan komitmen kuat pemerintah untuk memastikan prajurit dan keluarga besar TNI mendapatkan layanan kesehatan terbaik," kata Farah, dalam keterangannya, dikutip pada Kamis, 19 Juni 2025.
Menurut dia, program itu sejalan dengan arah kebijakan pertahanan yang tidak hanya berfokus pada alutsista. Namun, juga menyangkut kesejahteraan prajurit TNI.
Bagi Farah, kesehatan prajurit merupakan pilar utama kekuatan pertahanan. Kata dia, dengan fasilitas kesehatan yang modern dan mumpuni, semangat dan kesiapan prajurit akan semakin meningkat. Kondisi itu akan perkuat pertahanan negara secara keseluruhan.
Farah juga menyoroti pentingnya kerja sama ini dalam konteks diplomasi pertahanan Indonesia.
Ilustrasi Prajurit TNI
Photo :
- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Lebih lanjut, kerja sama antara Kemhan dengan Ellipse Projects UK yang didukung pemerintah Inggris melalui Department of Business and Trade (DBT) dan UK Export Finance (UKEF), menunjukan kematangan diplomasi pertahanan Indonesia.
"Ini adalah bukti nyata bahwa kepentingan nasional, dalam hal ini peningkatan kapasitas kesehatan pertahanan, dapat dicapai melalui kemitraan strategis dengan negara-negara sahabat,” lanjut legislator PAN itu.
Pun, ia menambahkan, proyek itu tidak hanya menguntungkan Indonesia dari sisi modernisasi infrastruktur. Namun, ia menyebut program ini bisa membuka peluang besar bagi transfer keahlian dan teknologi.
Farah juga menekankan kemitraan ini bisa mengurangi potensi konflik dan mempererat hubungan antarnegara. Hal itu sejalan dengan prinsip Confidence Building Measure (CBM) dalam diplomasi pertahanan.
"Sebagaimana ditekankan oleh Ellipse Projects, keahlian Inggris dalam peralatan medis, sistem kesehatan digital, dan manajemen rumah sakit akan dimanfaatkan secara optimal. Ini adalah peluang emas bagi kita untuk belajar dan mengadopsi praktik terbaik dari negara maju," jelas Farah.
Kemudian, Farah juga berikan beberapa masukan konstruktif untuk keberlanjutan program dan pengembangan sektor kesehatan militer di masa depan. Ia bilang kerja sama ini harus mencakup pelatihan dan pendidikan berkelanjutan untuk meningkatkan kapabilitas Sumber Daya Manusia atau SDM kesehatan TNI.
Dia mengatakan personel yang kompeten merupakan kunci sistem kesehatan modern.
Farah pun menyampaikan harapannya agar kemampuan penyiapan sumber daya manusia kesehatan TNI bisa terus ditingkatkan. Peningkatan itu khususnya melalui pengembangan fakultas kedokteran dan farmasi militer di Universitas Pertahanan (Unhan).
Dia bilang hal itu penting untuk mencetak lebih banyak tenaga medis militer yang tidak hanya ahli secara klinis. Tapi, juga memahami dinamika dan kebutuhan khusus dalam lingkungan militer.
“Harapan kami, kerja sama ini juga mencakup pelatihan yang berkelanjutan untuk SDM kesehatan TNI. Hal ini sangat penting untuk mencetak tenaga medis militer yang ahli dan memahami dinamika lingkungan militer,” sebut Farah.
Lalu, Farah juga berharap proyek ini jadi momentum awal untuk lebih banyak lagi kerja sama riset bersama, khususnya di bidang military medicine. Ia bilang riset merupakan fondasi untuk inovasi dan peningkatan kualitas layanan kesehatan di masa depan.
Halaman Selanjutnya
Lebih lanjut, kerja sama antara Kemhan dengan Ellipse Projects UK yang didukung pemerintah Inggris melalui Department of Business and Trade (DBT) dan UK Export Finance (UKEF), menunjukan kematangan diplomasi pertahanan Indonesia.