Gak Cuma di Indonesia, Film Pernikahan Arwah Bakal Tayang di 7 Negara

3 hours ago 2

Rabu, 5 Februari 2025 - 18:00 WIB

Jakarta, VIVA –  Official trailer dan poster film horor terbaru Pernikahan Arwah (The Butterfly House), yang akan tayang di bioskop pada 27 Februari 2025 mendatang telah dirilis. Film ini membawa sentuhan baru dalam genre horor dengan nuansa budaya Tionghoa yang kuat. Mengusung konsep elegant horror, Pernikahan Arwah (The Butterfly House) menghadirkan atmosfer mencekam tanpa mengandalkan jumpscare berlebihan.

Trailer film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) menampilkan momen-momen menegangkan dengan visual yang menggambarkan suasana rumah keluarga Salim yang penuh misteri. Potongan adegan bersama dengan musik, serta elemen-elemen budaya Tionghoa yang kuat, memberikan gambaran tentang ancaman supranatural yang akan dihadapi oleh para karakter. Scroll untuk tahu cerita lengkapnya, yuk!

Produser sekaligus founder Relate Films, Perlita Desiani, mengungkapkan rasa bangganya terhadap hasil akhir dari trailer dan poster film ini. 

“Kami sangat senang dengan hasil akhir poster dan trailernya. Kami tidak hanya ingin membuat film horor yang menakutkan, tetapi juga menghadirkan sebuah cerita yang berakar pada budaya dan kepercayaan. Film ini mengeksplorasi bagaimana tradisi Tionghoa bisa menjadi sesuatu yang indah sekaligus menyeramkan,” kata Perlita kepada awak media dia Metropole Jakarta Pusat, Rabu 5 Februari 2025.

Cast dan Produser Film, Foto: Isra Berlian

Photo :

  • VIVA.co.id/Isra Berlian

Sementara itu, Direktur Utama Entelekey Media Indonesia, Patricia Gunadi menambahkan bahwa Pernikahan Arwah (The Butterfly House) membawa pendekatan yang belum banyak dieksplorasi di perfilman horor Indonesia. 

“Film ini berbeda dari film horor kebanyakan. Kami menyebutnya sebagai 'elegant horror,' di mana rasa takut muncul dari atmosfer yang kuat, bukan hanya jumpscare semata,” jelas Patricia.

Tidak hanya di Indonesia, Pernikahan Arwah (The Butterfly House) juga berhasil menarik perhatian pasar internasional. Film ini akan ditayangkan di tujuh negara Asia, yaitu Vietnam, Kamboja, Malaysia, Filipina, Laos, Brunei Darussalam, dan Myanmar.

"Kami merasakan antusiasme yang luar biasa dari berbagai negara. Film horor bertema Tionghoa yang dibuat di Indonesia masih sangat jarang, dan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton luar negeri,” sambung Patricia.

Film Pernikahan Arwah (The Butterfly House), menceritakan tentang sepasang calon suami istri, Salim dan Tasya, memutuskan untuk memindahkan proses foto pre wedding mereka ke rumah keluarga Salim setelah bibi Salim, satu-satunya keluarga sedarah Salim, baru saja meninggal dunia. 

Selain harus mengurus pemakaman bibinya, Salim ternyata harus melanjutkan ritual keluarganya untuk membakar dupa setiap hari di sebuah altar yang misterius atau nyawanya akan terancam. Kehadiran mereka dan tim foto pre wedding di rumah itu membuat arwah leluhur Salim yang meninggal di masa pendudukan Jepang muncul dan meneror mereka. 

Tasya tergerak untuk menguak misteri masa lalu dari keluarga Salim untuk bisa menenangkan arwah tersebut, sekaligus membebaskan calon suaminya dari kewajibannya agar mereka bisa pergi dari rumah itu.  

Halaman Selanjutnya

Tidak hanya di Indonesia, Pernikahan Arwah (The Butterfly House) juga berhasil menarik perhatian pasar internasional. Film ini akan ditayangkan di tujuh negara Asia, yaitu Vietnam, Kamboja, Malaysia, Filipina, Laos, Brunei Darussalam, dan Myanmar.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |