Gen Z dan Milenial Lebih Pilih Investasi Kripto Daripada Properti dan Saham, Kenapa?

7 hours ago 1

Jumat, 14 Maret 2025 - 13:20 WIB

Jakarta, VIVA – Bagi generasi sebelumnya, memiliki rumah adalah tanda pencapaian finansial. Namun, bagi Milenial dan Generasi Z alias Gen Z, investasi kini tampaknya bergerak ke arah yang berbeda.

Survei terbaru menunjukkan bahwa lebih banyak anak muda yang memilih berinvestasi di kripto dibandingkan membeli properti. Harga rumah yang semakin mahal dan suku bunga yang tinggi, membuat banyak dari generasi muda yang merasa kepemilikan rumah bukan lagi prioritas.

Melansir dari QZ, Jumat, 14 Maret 2035, data dari Policygenius’s 2024 Financial Planning Survey mengungkapkan bahwa hanya 20% Gen Z dan Milenial yang memiliki rumah. Lalu, 21% dari mereka justru memiliki aset kripto.

Jika dilihat lebih jauh, hanya 13% Gen Z (usia 18-26 tahun) yang memiliki rumah, tetapi 20% dari mereka memilih kripto. Sementara itu, di kelompok Milenial (usia 27-42 tahun), 24% memiliki rumah, tetapi 22% memiliki kripto.

Perubahan ini tidak terlepas dari kondisi pasar properti yang semakin sulit dijangkau. Menurut Redfin, harga rumah di AS naik 6,4% pada Februari 2024 dibanding tahun sebelumnya, dengan harga median mencapai USD412.227 atau setara Rp6,76 miliar.

Selain itu, suku bunga kredit perumahan juga masih tinggi, dengan rata-rata 7% untuk tenor 30 tahun, hampir dua kali lipat dari lima tahun lalu. Bagi Gen Z dan Milenial, investasi di kripto menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dibanding properti.

Lewat investasi kripto, mereka bisa mulai dengan modal kecil, memiliki akses pasar 24/7, dan tidak perlu menghadapi berbagai biaya tambahan seperti pajak properti, perawatan rumah, atau cicilan besar.

Tak hanya itu, kripto juga lebih mudah diperdagangkan dibanding properti. Jika harga naik, investor bisa langsung menjual asetnya hanya dengan beberapa klik, tanpa perlu proses panjang seperti penjualan rumah. Faktor inilah yang membuat generasi muda lebih tertarik untuk menanamkan uang mereka di aset digital ketimbang berkomitmen pada investasi jangka panjang seperti kepemilikan rumah.

Menariknya, tren ini juga menunjukkan pergeseran dari saham ke kripto. Lebih banyak Gen Z yang memiliki kripto dibanding saham, sesuatu yang tidak terjadi pada generasi sebelumnya. Hanya 10% Baby Boomers (usia 59-77 tahun) yang memiliki kripto, sedangkan 27% dari mereka lebih memilih saham.

Meski begitu, bukan berarti generasi muda tidak tertarik dengan pasar saham. Survei CNBC dan Generation Lab pada Januari 2024 menunjukkan bahwa hampir dua pertiga Gen Z dan Milenial masih percaya bahwa saham adalah cara yang baik untuk membangun kekayaan.

Namun, banyak dari mereka tidak memiliki cukup tabungan atau dana lebih untuk mulai berinvestasi di saham. Studi dari Federal Reserve Bank of Richmond menemukan bahwa seiring bertambahnya usia, orang cenderung mulai berinvestasi lebih banyak di pasar saham.

Namun, dengan semakin berkembangnya kripto dan aset digital lainnya seperti NFT, ada kemungkinan bahwa tren investasi generasi muda akan tetap berbeda dari generasi sebelumnya.

Apakah di masa depan Gen Z dan Milenial akhirnya beralih ke properti seperti generasi sebelumnya? Atau justru dunia investasi akan semakin didominasi oleh aset digital? Yang jelas, saat ini kripto telah menjadi pilihan utama bagi banyak anak muda dalam membangun kekayaan.

Halaman Selanjutnya

Tak hanya itu, kripto juga lebih mudah diperdagangkan dibanding properti. Jika harga naik, investor bisa langsung menjual asetnya hanya dengan beberapa klik, tanpa perlu proses panjang seperti penjualan rumah. Faktor inilah yang membuat generasi muda lebih tertarik untuk menanamkan uang mereka di aset digital ketimbang berkomitmen pada investasi jangka panjang seperti kepemilikan rumah.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |