loading...
Harga satu motor MotoGP mencapai Rp51 miliar, dengan biaya perbaikan yang juga mencekik. Foto: MotoGP
JAKARTA - Satu kedipan mata, satu kesalahan manuver di tikungan tajam, dan logam mulia bercampur karbon seharga Rp8,5 miliar bisa hancur lebur seketika menjadi rongsokan tak berharga di pinggir lintasan.
Di balik gemuruh suara knalpot yang memekakkan telinga dan sorak sorai penonton di tribun, tersimpan rahasia umum yang kerap luput dari pandangan mata telanjang: MotoGP bukanlah sekadar adu cepat, melainkan perang kapital yang memusingkan kepala.
Pertanyaan mendasar yang kerap menghantui benak publik adalah, "Berapa harga satu unit motor MotoGP?" Jawabannya bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari puncak rekayasa teknologi manusia.
Harga Sebuah Prototipe: Bukan untuk Kaum Mendang-Mending
Mari kita bedah anatomi finansial monster ini. Sebuah motor pabrikan (factory bike) menuntut biaya total sekitar 3 juta Euro atau setara Rp51 miliar (dengan kurs Rp 17.000 per Euro).
Angka ini bukan harga jual, karena motor ini tidak pernah ada di etalase dealer mana pun. Ini adalah harga riset, pengembangan, dan eksklusivitas materi.
Bagi tim satelit yang anggarannya lebih "membumi", mereka harus menyewa paket motor lengkap seharga 2 juta Euro (Rp 34 miliar) per musim per pembalap.
Paket ini memberi akses ke dua unit motor—kuda besi utama dan cadangan—serta pengembangan teknis, namun tanpa suku cadang. Artinya, jika rusak, biaya tambahan menanti.
Jantung dan Otak Senilai Miliaran Rupiah
Analisis biaya terbesar terletak pada dua komponen vital: mesin dan elektronik. Jantung pacu MotoGP kelas utama memiliki banderol antara 200.000 Euro hingga 250.000 Euro. Jika dikonversi, satu blok mesin ini bernilai Rp3,4 miliar hingga Rp4,25 miliar.
Bayangkan, sebuah mesin seukuran koper kabin memiliki nilai setara belasan mobil keluarga.
