Jeddah, VIVA – Pemerintah Arab Saudi meminta Indonesia untuk mempersiapkan penyelenggaraan ibadah haji 1447 H/2026 M lebih awal.
Hal ini disampaikan langsung oleh Deputi Bidang Hubungan Luar Negeri Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Hasan Munakirah, saat bertemu dengan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Hilman Latief, di Jeddah.
Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief dan Deputi dari Kementerian Haji dan Umrah Saudi Hasan Munakirah
Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi itu, Hilman hadir bersama Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M Hanafi, dan Konsul Haji KJRI Jeddah, Nasrullah Jasam.
“Kami bertemu Deputi Kementerian Haji Saudi, membicarakan hal yang terjadi tahun ini. Kami semua bersyukur atas pertolongan Allah dan dengan kerja keras bahu membahu, masalah yang muncul pada saat operasional (haji) bisa kita selesaikan bersama-sama,” terang Hilman Latief, Kamis 26 Juni 2025, jelang bertolak ke Tanah Air dari Jeddah.
Hilman menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut, Hasan Munakirah menyampaikan pentingnya seluruh pihak di Indonesia untuk memulai persiapan haji sejak dini. Pemerintah Arab Saudi, kata Hilman, bahkan telah menyerahkan timeline resmi penyelenggaraan haji tahun depan, yang diumumkan saat pertemuan penutupan haji 2025 di Makkah pada 8 Juni 2025 atau 12 Zulhijjah 1446 H.
“Tahapan itu mulai dari penetapan kuota, penetapan lokasi di Masya'ir, persiapan kontrak, penentuan jemaah, pelunasan dan lainnya. Ini memang disarankan lebih awal,” ujar Hilman.
“Tentu kami akan menyampaikan hal ini kepada pemangku kepentingan terkait penyelenggaraan haji 1447 H. Semoga kita semua diberikan kemudahan,” imbuhnya.
Fase Akhir Penyelenggaraan Haji 2025
Sementara itu, penyelenggaraan haji 1446 H/2025 M kini memasuki fase akhir. Fase pemulangan jemaah haji gelombang I dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, telah rampung. Pemulangan jemaah gelombang II dari Madinah pun sudah dimulai.
Saat ini, fokus layanan jamaah berada di dua kota suci: Makkah dan Madinah. Pergerakan jemaah dari Makkah menuju Madinah akan berlangsung hingga 2 Juli 2025. Pada waktu yang sama, petugas Daker Madinah juga tengah melayani proses pemulangan jemaah dari Madinah ke Tanah Air.
“Puncak pelayanan tahap terakhir berada di Madinah. Kami meminta jemaah terus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, baik pada saat perjalanan dari Makkah menuju Madinah, saat berkegiatan di Madinah untuk beribadah di Masjid Nabawi, di hotel Markaziyah, maupun saat berziarah,” pesan Hilman.
Ia menegaskan, meskipun operasional haji sudah mulai melandai, seluruh petugas diminta tetap siaga hingga proses selesai pada 11 Juli 2025.
“Waktunya masih panjang, saya berharap seluruh petugas tetap siap siaga, meski kondisi sudah melandai,” ujarnya.
Berdasarkan data terkini, sudah ada 280 kloter dengan 108.857 jamaah atau 53,33 persen yang kembali ke Indonesia. Sebanyak 245 kloter lainnya masih berada di Makkah dan Madinah. Sementara itu, tercatat ada 92 jemaah yang masih menjalani perawatan di rumah sakit Arab Saudi dan 26 lainnya di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
“Mohon doanya semoga diberi kemudahan dan kesembuhan sehingga bisa mengikuti tahapan berikutnya dari proses penyelenggaraan haji ini, baik yang harus menuju ke Madinah maupun harus kembali ke Tanah Air,” tutup Hilman.
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, penyelenggaraan haji 1446 H/2025 M kini memasuki fase akhir. Fase pemulangan jemaah haji gelombang I dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, telah rampung. Pemulangan jemaah gelombang II dari Madinah pun sudah dimulai.