Jakarta, VIVA – Tren koreksi masih melanda Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Kamis, 13 Februari 2025. IHSG melemah 0,48 persen atau 32,21 poin ke level 6.613,56.
Phintraco Sekuritas melaporkan, pergerakan indeks berada di kisaran level 6.565-6.647. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 11,41 triliun.
Anjloknya IHSG sejalan dengan merosotnya sejumlah sektor saham. Sektor transportasi tergerus 0,64 persen, sektor teknologi tergelincir 0,20 persen dan sektor keuangan terkoreksi tipis 0,18 persen.
Meski IHSG terpuruk, beberapa sektor saham mampu menorehkan peningkatan cukup besar. Sektor properti melesat 1,61 persen, sektor kesehatan melonjak 1,00 persen dan sektor consumer primer melambung 0,84 persen.
Saham BBRI, BMRI, dan BBCA mencatat nilai transaksi tertinggi saat sektor keuangan mengalami penurunan. Sedangkan emiten primadona pada sesi perdagangan kali ini mencakup saham GOTO, DEWA dan BUKA.
CGS Sekuritas memberikan ulasan terkait performa saham-saham trading di papan bursa. Beberapa saham yang menjadi sorotan diantaranya:
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
Saham INDF ditutup tidak berubah di level 7.800 setelah setelah sempat menguat 1,92 persen. Saham INDF memiliki katalis menguat daya beli masyarakat yang berimbas positif terhadap perseroan seiring dengan berlaku dan bertambahnya kebijakan populis dari pemerintah.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
Pegawai menghitung uang di Kantor Cabang Digital Bank Syariah Indonesia (BSI).
Saham BRIS juga ditutup mendatar setelah sempat melonjak 0,67 persen selama sesi perdagangan. CGS Sekuritas menilai, katalis pergerakan emiten Bank BSI karena berhasil mencatatkan kinerja tahun buku 2024 yang positif dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 22,83 persen year on year (YoY) menjadi Rp 7,01 triliun dibandingkan keuntungan tahun 2023 sebesar Rp 5,7 triliun.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
Saham PGAS ditutup turun -0.91 persen atau 15 poin ke level 1.625. Faktor penggerak emiten karena keputusan pemerintah yang menaikan harga jual gas bumi tertentu (HGBT) untuk tujuh sektor menjadi US$ 6.5 per MMBtu dari sebelumnya US$ 6 per MMBtu.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
Saham BBRI merosot 0,99 persen atau 40 poin menjadi 3.990. Laju saham BBRI dipengaruhi pelemahan Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan naiknya inflasi AS melampaui ekspektasi konsensus. Kondisi tersebut membuka peluang The Fed tidak terburu-buru memangkas suku bunga acuannya.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
CGS Sekuritas juga memantau saham GOTO yang ditutup melemah 2,41 persen atau 2 poin ke level 81. Kembali berhembusnya rumor Grab yang ingin mengakuisisi GOTO dan aksi buyback oleh perseroan di sepanjang Januari 2025 sebanyak 880 juta saham menjadi sentimen yang menekan laju emiten.
Halaman Selanjutnya
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)