Istana Tepis IMF soal Pengangguran RI Tertinggi Kedua di Asia: Kalau Data BPS Justru Turun

1 day ago 11

Selasa, 3 Juni 2025 - 20:38 WIB

Jakarta, VIVA - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi menanggapi proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebut tingkat pengangguran di RI tembus 5 persen. 

Hasan menilai laporan IMF berbeda dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang justru menyebut angka pengangguran di Tanah Air mengalami penurunan. 

"Kalau menurut data dari BPS terbaru, angka pengangguran terbuka justru turun," kata Hasan di Gedung Kwarnas, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Juni 2025. 

Hasan menjelaskan sampai awal Juni angka pengangguran terbuka itu turun dari 4,82 persen ke 4,76 persen. Sementara, angka pekerja penuh waktu itu naik dari 65,6 persen menjadi 66,2 persen.  "Itu artinya angka pengangguran orang-orang yang benar-benar nganggur itu turun," ujar Hasan.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi

Photo :

  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Lebih lanjut, Hasan menuturkan banyak indikator yang menunjukkan terjadi PHK. Namun, ia mengeklaim lapangan kerja baru terbuka dan lebih banyak peluangnya. 

"Jadi, ada indikator-indikator yang menunjukkan bahwa memang terjadi pemutusan hubungan kerja. Tapi, penciptaan lapangan kerja baru juga terjadi dan itu lebih banyak," jelasnya. 

Di lain sisi, Hasan mengaku proyeksi yang diungkap IMF bisa dijadikan sebagai masukan yang sangat penting bagi pemerintah. Menurutnya, masukan tersebut bisa menjadi antisipasi untuk menjaga agar ekonomi bangsa lebih baik.

Sebagai informasi, IMF memproyeksikan tingkat pengangguran di Indonesia tembus 5 persen pada 2025. Proyeksi itu termuat dalam dalam World Economic Outlook edisi April 2025.

Menurut IMF, jika angka proyeksi itu benar, maka tingkat pengangguran di Indonesia jadi tertinggi kedua dalam jajaran negara berkembang di kawasan Asia. Adapun peringkat pertama ditempati China dengan unemployment rate 5,1 persen.

Unemployment rate yang disajikan IMF adalah persentase angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 153,05 juta angkatan kerja di Indonesia per Februari 2025.

Apabila tingkat pengangguran China diprediksi stabil di kisaran 5,1 persen sepanjang 2024-2026, nasib Indonesia berbeda. IMF memproyeksikan unemployment rate Indonesia terus naik, dari 4,9 persen di 2024, 5 persen pada tahun ini, bahkan tembus 5,1 persen di 2026 mendatang.

Negara Asia Tenggara lain yang punya tingkat pengangguran cukup tinggi adalah Filipina. Sempat menjaga tingkat pengangguran 3,8 persen di 2024, unemployment rate Filipina justru diprediksi melonjak ke 4,5 persen pada dua tahun berikutnya.

Adapun negara ASEAN dengan tingkat pengangguran rendah adalah Vietnam dengan kisaran 2 persen. Lalu, Thailand yang sukses menjaga pada level 1 persen. Sementara, unemployment rate di Malaysia tercatat sebesar 3,2 persen.

Banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia juga sudah pernah disampaikan BPS beberapa waktu lalu.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan tak seluruh angkatan kerja Indonesia terserap di pasar. Oleh karena itu, masih ada pengangguran sebanyak 7,28 juta orang.

"Penambahan jumlah orang menganggur dibandingkan Februari 2024 adalah sebesar 83.450 sepanjang Februari 2025," katanya dalam Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta, 5 Mei lalu.

Halaman Selanjutnya

Di lain sisi, Hasan mengaku proyeksi yang diungkap IMF bisa dijadikan sebagai masukan yang sangat penting bagi pemerintah. Menurutnya, masukan tersebut bisa menjadi antisipasi untuk menjaga agar ekonomi bangsa lebih baik.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |