Jakarta dan Surabaya Kejar-kejaran Jumlah Kendaraan Terbanyak

• 

• Otomotif

Kamis, 19 Juni 2025 - 12:39 WIB

Jakarta, VIVA – Surabaya dan Jakarta kembali menjadi sorotan dalam hal jumlah kendaraan bermotor terbanyak di Indonesia, berdasarkan data terbaru dari sistem Electronic Registration & Identification (ERI) per 18 Juni 2025.

Dari penelusuran VIVA Otomotif di laman Korlantas Polri, Kamis 19 Juni 2025, Jawa Timur yang beribu kota di Surabaya, menempati posisi teratas dengan total kendaraan mencapai 26.320.967 unit, atau 15,51 persen dari seluruh kendaraan yang tercatat secara nasional.

Menyusul di posisi kedua adalah Polda Metro Jaya, yang mencakup wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, dengan 24.422.591 kendaraan atau 14,39 persen. Kedua wilayah ini saling mengejar dalam jumlah kendaraan karena keduanya menjadi pusat kegiatan ekonomi dan populasi yang sangat padat di Pulau Jawa.

Tidak jauh di belakang, Jawa Tengah berada di urutan ketiga dengan 21.806.999 kendaraan (12,91%). Sementara itu, Jawa Barat, yang meliputi kota-kota besar seperti Bandung dan Bekasi, mencatat 20.322.028 kendaraan atau sekitar 11,97 persen dari total nasional.

Kelima besar ditutup oleh Sumatera Utara, satu-satunya wilayah di luar Jawa yang masuk lima besar, dengan 8.273.409 kendaraan atau 4,88 persen.

Total kendaraan bermotor yang tercatat di seluruh Indonesia hingga saat ini mencapai 169.668.256 unit. Dari jumlah tersebut, sepeda motor masih menjadi jenis kendaraan yang paling dominan, yaitu 142.142.345 unit, atau lebih dari 83 persen dari total kendaraan.

Sedangkan mobil penumpang (MP) tercatat sebanyak 20.678.038 unit, mobil barang (MB)sebanyak 6.359.136 unit, bus sebanyak 301.260 unit, dan kendaraan khusus (ransus) sebanyak 168.064 unit.

Dominasi Pulau Jawa dalam jumlah kendaraan sejalan dengan konsentrasi kegiatan ekonomi, kepadatan penduduk, dan pembangunan infrastruktur jalan yang lebih masif dibandingkan wilayah lain.

Namun, tingginya jumlah kendaraan ini juga menimbulkan tantangan tersendiri, seperti kemacetan lalu lintas, pencemaran udara, hingga kebutuhan pengembangan transportasi umum yang lebih memadai.