Kecelakaan Maut Tol Ciawi: Pengamat Ungkap Penyebab Rem Blong Pada Truk

3 hours ago 1

Rabu, 5 Februari 2025 - 12:40 WIB

Ciawi, VIVA – Kecelakaan maut baru saja terjadi di Gerbang Tol Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Selasa malam. Peristiwa ini melibatkan truk dan enam minibus lainnya.

Diketahui, kejadian ini bermula dari truk bermuatan air galon yang melaju dari arah Ciawi menuju Jakarta, yang diduga mengalami rem blong tepat di gerbang tol tersebut.

Sehingga, hal tersebut menyebabkan truk galon langsung menghantam sejumlah kendaraan di depannya, yang sedang melakukan transaksi pembayaran e-tol di Gerbang Tol Jagorawi tersebut.

Akibatnya, sebanyak delapan orang meninggal dunia dan belasan lainnya luka-luka.

Menanggapi adanya kecelakaan maut yang disebabkan oleh rem blong pada truk, pengamat otomotif, Ruth Hanna Simatupang mengingatkan bahwa sangat penting untuk melakukan pemeriksaan fisik kendaraan, terutama pada sistem pengereman.

"Kalau melihat rem blong itu kan biasanya datang dari fisik kendaraan, yang mana tentu memerlukan perawatan dan pemeriksaan rutin baik yang dilakukan perusahaan atau pengendara sendiri. Saya melihat kecelakaan seperti itu biasanya bagian rem tidak sering diperhatikan," ujarnya, dikutip VIVA melalui tayangan YouTube resmi tvOne pada Rabu, 5 Februari 2025.

kecelakaan terjadi ketika sebuah truk bermuatan galon melaju dari arah Ciawi menuju Jakarta. Saat memasuki gerbang tol, truk mengalami rem blong dan tak dapat dikendalikan.

Photo :

  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Ia pun mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor teknis yang menjadi penyebab dari rem blong pada kendaraan berat seperti truk.

"Yang bisa menyebabkan rem blong itu, dari segi keausan komponen rem, lalu ada kerusakan sistem hidrolik pada rem yang diduga mengalami kebocoran. Kemudian, tekanan udara yang tidak tepat pada sistem rem udara karena rem angin, bisa juga karena kerusakan pada kabel rem. Ya, faktor-faktor seperti itu bisa menyebabkan rem blong," jelas Ruth.

Kemudian, ia menyampaikan bahwa mengingat Truk ini melaju dari arah Bogor, dimana jalanannya naik turun. Ada kemungkinan, sopir truk sering menginjak rem dan bisa berujung pada rem blong.

"Ini truk kan dari arah Bogor, yang jalannya itu naik turun. Ada kemungkinan, penggunaan remnya sering dilakukan oleh sopir truk sehingga menyebabkan rem blong. Kalau terlalu sering dipakai remnya, ya bisa menyebabkan rem blong. Itu juga sudah pasti kurang perawatan juga," ucap Ruth.

Pengamat otomotif ini juga menekankan bahwa adanya beban yang diangkut truk tersebut juga bisa memperparah kecelakaan.

"Jelas, beban yang diangkut oleh truk bisa memperparah kecelakaan. Kerusakan rem itu karena adanya kelebihan beban, kemungkinan besar kalau ini galonnya berisi air maka juga akan lebih berat bebannya. Setahu saya setiap galon itu ada tulisannya, sekian galon itu berarti sama dengan berapa kilo, kalau dia memuat penuh dan airnya juga penuh, nah kita bisa tahu berapa ton yang diangkut," tuturnya.

Maka dari itu, Ruth meminta agar setiap PO atau perusahaan yang menyediakan kendaraan berat seperti ini bisa lebih melakukan pemeriksaan rutin, baik itu fisik atau sistem pengoperasiannya.

"Saya pikir semua PO atau semua perusahaan yang memiliki kendaraan-kendaraan besar sudah mengetahui apa dan bagaimana mereka harus melakukan pemeriksaan, mulai dari dokumen kendaraan itu sendiri, surat izin mengemudi sopir, kemudian pemeriksaan fisik kendaraan juga penting dilakukan," katanya.

Ia pun menambahkan, "Selain itu juga ada pemeriksaan pada sistem pengereman, steering, pengemudian, kemudian pemeriksaan lampu-lampu sein kiri kanan lampu besar lampu kecil, lampu untuk tanda bahaya, kemudian pemeriksaan kondisi umum pada kendaraan terutama pada kondisi mesin, transmisi, suspensi, rem, seat belt juga apakah berfungsi atau tidak. Itu penting ya."

Halaman Selanjutnya

Kemudian, ia menyampaikan bahwa mengingat Truk ini melaju dari arah Bogor, dimana jalanannya naik turun. Ada kemungkinan, sopir truk sering menginjak rem dan bisa berujung pada rem blong.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |