Kemiskinan Turun, Ketimpangan Masih Menganga

4 hours ago 1

Logo Pop Games Viva Logo VIVA Digital Logo VIVA Lifestyle Logo 100kpj Logo Sahijab Logo Intipseleb

Rabu, 17 September 2025 - 09:49 WIB

Pendataan SUSENAS sebagai sumber penghitungan data kemiskinan.

VIVA - Kemiskinan masih menjadi isu utama pembangunan Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Maret 2025 persentase penduduk miskin nasional mencapai 8,47 persen atau setara 23,85 juta orang. Angka ini menurun dibanding September 2024 yang sebesar 8,57 persen. Garis kemiskinan nasional berada pada Rp609.160 per kapita per bulan atau setara sekitar 2,88 juta per rumah tangga perbulan dengan rata-rata 4-5 anggota rumah tangga.

Namun, garis kemiskinan hanya menjawab “berapa orang miskin”, belum menjelaskan “seberapa timpang distribusi kesejahteraan”. Di sinilah Gini Rasio berperan. Pada Maret 2025, Gini Rasio Indonesia tercatat 0,379, sedikit membaik dibanding Maret 2024 (0,388). Artinya, ketimpangan distribusi pengeluaran relatif menurun.

Gini Rasio sebagai Ukuran Relatif. Meskipun kemiskinan menurun, bila Gini Rasio tinggi, berarti manfaat pertumbuhan ekonomi lebih banyak dinikmati kelompok atas. Ini menimbulkan “growth without equity”, yang berbahaya bagi stabilitas sosial.

Secara umum, Gini Rasio Indonesia berada di kategori ketimpangan sedang (0,35-0,45). Tetapi ada provinsi yang menunjukkan ketimpangan merata, ada pula yang menunjukkan jurang ketimpangan cukup tinggi. Ketimpangan Perkotaan–Perdesaan. Data BPS menunjukkan kemiskinan perdesaan masih 11,03 persen, jauh di atas perkotaan yang 6,73 persen. Hal ini memperlebar jurang kesejahteraan antarwilayah, dan tercermin pula dalam Gini Rasio pedesaan (0,325) yang cenderung lebih rendah dibanding perkotaan (0,402).

Pola Antarprovinsi

  1. Provinsi dengan Ketimpangan Relatif Tinggi (Gini Rasio > 0,40). Biasanya adalah wilayah perkotaan besar atau pusat ekonomi seperti DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Timur, Papua Barat, dan DI Yogyakarta. Faktor utama: konsentrasi sektor modern (perdagangan, pariwisata, pertambangan), urbanisasi, serta kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin. Misalnya, di DKI Jakarta banyak warga berpendapatan tinggi, tetapi juga kantong-kantong kemiskinan di permukiman padat.
  2. Provinsi dengan Ketimpangan Sedang (0,35–0,40). Meliputi sebagian besar provinsi di Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur) dan beberapa wilayah Sumatera seperti Sumatera Utara dan Riau. Pola ini mencerminkan adanya kelas menengah yang cukup besar, meski tetap ada kesenjangan antara kota besar dan perdesaan.
  3. Provinsi dengan Ketimpangan Relatif Rendah (<0> Banyak dijumpai di provinsi perdesaan dominan seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Sulawesi Barat. Distribusi pengeluaran relatif merata, tetapi bukan berarti lebih sejahtera. Seringkali ini justru karena mayoritas penduduk sama-sama berpendapatan rendah, sehingga jurang kaya-miskin tidak lebar.

Tantangan Utama

  1. Urbanisasi dan konsentrasi ekonomi membuat kota-kota besar menjadi pusat ketimpangan. Akses pendidikan, lapangan kerja, dan fasilitas kesehatan lebih banyak dinikmati kelompok menengah-atas.
  2. Ketergantungan pada sektor primer di daerah tambang atau perkebunan menyebabkan keuntungan dinikmati investor besar, sementara masyarakat lokal tidak banyak menikmati manfaat.
  3. Kualitas SDM yang timpang antarprovinsi juga memperlebar jurang, karena provinsi dengan akses pendidikan lebih baik cenderung memiliki kelas menengah yang lebih mapan.

Rekomendasi Kebijakan

  1. Pendekatan Wilayah. Di provinsi ber-Gini tinggi seperti DKI, Bali, atau Papua Barat, kebijakan perlu fokus pada redistribusi: program subsidi, rumah murah, dan pengendalian harga kebutuhan pokok. Di provinsi ber-Gini rendah namun miskin, fokus pada peningkatan produktivitas dan lapangan kerja, agar “pemerataan kemiskinan” bisa berubah menjadi pemerataan kesejahteraan.
  2. Perluasan Akses Sumber Daya Manusia (SDM). Investasi pendidikan, kesehatan, dan pelatihan vokasi di daerah tertinggal menjadi kunci mengurangi ketimpangan jangka panjang.
  3. Penguatan Ekonomi Lokal. Mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), koperasi, dan desa wisata di luar Jawa dapat memperkecil jurang ketimpangan antarwilayah.
  4. Data yang Lebih Granular. Analisis Gini Rasio sebaiknya diperluas ke level kabupaten/kota, bahkan desa, agar kebijakan lebih tepat sasaran.


Menurunkan angka kemiskinan absolut penting, tetapi jika ketimpangan melebar, pembangunan tidak berkelanjutan. Pengukuran garis kemiskinan perlu dilengkapi dengan analisis Gini Rasio agar kebijakan tidak hanya fokus menurunkan jumlah miskin, tetapi juga memperbaiki distribusi pendapatan.

Garis kemiskinan dan Gini Rasio adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Garis kemiskinan memberi batas minimum untuk hidup layak, sedangkan Gini Rasio menunjukkan seberapa merata hasil pembangunan dinikmati masyarakat. Indonesia memang berhasil menurunkan angka kemiskinan ke level terendah dalam sejarah, namun tantangan ke depan adalah memastikan penurunan itu dibarengi dengan pemerataan. Tanpa keadilan distribusi, pertumbuhan ekonomi hanya akan menciptakan “kemiskinan baru” dalam wujud ketimpangan sosial.

Gini Rasio tiap provinsi di Indonesia memberikan cerita yang berbeda-beda. Ada provinsi yang relatif merata karena kuatnya kelas menengah, ada pula yang “tampak merata” karena sama-sama miskin. Sementara itu, pusat-pusat ekonomi justru memperlihatkan jurang ketimpangan paling besar.

Dengan memahami pola ini, pemerintah bisa merancang kebijakan yang tidak seragam, tetapi spesifik sesuai karakter wilayah. Hanya dengan begitu, penurunan kemiskinan absolut yang sudah dicapai Indonesia bisa beriringan dengan pemerataan kesejahteraan.

Halaman Selanjutnya

Urbanisasi dan konsentrasi ekonomi membuat kota-kota besar menjadi pusat ketimpangan. Akses pendidikan, lapangan kerja, dan fasilitas kesehatan lebih banyak dinikmati kelompok menengah-atas. Ketergantungan pada sektor primer di daerah tambang atau perkebunan menyebabkan keuntungan dinikmati investor besar, sementara masyarakat lokal tidak banyak menikmati manfaat. Kualitas SDM yang timpang antarprovinsi juga memperlebar jurang, karena provinsi dengan akses pendidikan lebih baik cenderung memiliki kelas menengah yang lebih mapan.

Halaman Selanjutnya

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.

Berita Terkait

Topik Terkait

Jangan Lewatkan

Bantuan Pemerintah untuk Media Massa Indonesia di Tengah Tekanan Ekonomi

Krisis ekonomi yang melanda media massa Indonesia nyata adanya. Jika dibiarkan bukan hanya ribuan tenaga kerja hilang pekerjaan tetapi juga kualitas demokrasi terancam.

Menata Kota Tua sebagai Ruang Hidup dan Warisan

Belajar dari Hoi An: Menata kota tua jadi ruang hidup, bukan sekadar objek wisata. Narasi, regulasi, dan kearifan lokal jadi kuncinya.

Merefleksikan Makna Cinta untuk Negeri

Cinta untuk negeri dimaknai sebagai rasa ikut menjadi bagian negeri (belonging), ikut memiliki negeri (owning), dan ikut membangun negeri (constituting).

Di tengah Ancaman Perang, Begini Reaksi Gen Z

Saat dunia tegang karena ancaman konflik global, generasi muda meresponsnya dengan cara tak biasa: lewat tagar #WW3, gaya militer, dan meme seputar perang.

Negara Tidak Boleh Kalah Cerdik dengan Aplikator

Di tengah merebaknya aplikasi di Indonesia menciptakan ekosistem yang dinamis sekaligus penuh kontradiksi.

Kecerdasan Buatan Untuk Kebaikan Sosial, Intervensi Manusia Masih Diperlukan?

Perkembangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence atau AI, tidak bisa dihindari. Apakah perannya berarti menggantikan manusia?

Logo VLIX

Terpopuler

6 Fase Pernikahan, Kenapa Fase ke-3 Jadi Ujian Terberat Hingga Banyak Pasangan Pilih Cerai?

Pernikahan punya 6 fase, tapi banyak pasangan kandas di fase ke-3. Ketahui tiap tahapnya dan rahasia melewati ujian agar cinta makin kuat dan langgeng.

Nyaris Tanpa Insiden Fatal, Ini 10 Maskapai dengan Rekam Jejak Keselamatan Terbaik 2025

10 maskapai paling aman di dunia versi AirlineRatings 2025, termasuk Air New Zealand, Qantas, hingga Hong Kong Express. Nyaris tanpa korban jiwa, simak artikelnya

 Pertumbuhan Ekonomi Bukan Hasil Kebijakan Menkeu!

Rocky Gerung menanggapi sindiran Menkeu Purbaya dengan tegas. Ia menyebut pertumbuhan ekonomi tidak lahir dari kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu).

 Budi Arie Harusnya Sudah Lama Jadi Tersangka Kasus Judi Online Kominfo

Mahfud MD menilai eks Menkop Budi Arie seharusnya sudah lama jadi tersangka kasus judi online Kominfo, sebut bukti pengangkatan pejabat hingga rekaman CCTV.

 Kalau Investasi, Jangan Fomo!

Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan anak-anak muda untuk tidak asal ikut-ikutan atau fomo (fear of missing out) terkait investasi keuangan.

Sedang Berlangsung! Link Live Streaming Liga Champions Real Madrid vs Marseille

Real Madrid menjamu Olympique Marseille pada matchday pertama fase grup Liga Champions.

Sedang Berlangsung! Link Live Streaming Liga Champions Juventus vs Borussia Dortmund

Pertandingan seru tersaji pada laga perdana fase grup Liga Champions (UCL) 2025/2026. Juventus menjamu Borussia Dortmund di Allianz Stadium, Turin

Selengkapnya

Partner

img_title

Vivanians, penyakit asam urat merupakan salah satu penyakit yang mungkin dirasakan oleh sebagai massyarakat Indonesia. Ternyata ini penyebab dan cara mencegah......

img_title

Begini cara mudah ubah HP Android lama jadi CCTV rumah dengan aplikasi gratis seperti Alfred, iVCam, hingga Faceter. Solusi praktis dan hemat untuk ke

img_title

Dr. Feri Mulyani menambahkan bahwa Ngaji Literasi juga mendukung salah satu program unggulan Kota Padang, yaitu Smart Surau. Program ini bertujuan mengembangkan literasi

img_title

Ketika berbicara tentang Purworejo, banyak orang langsung teringat pada durian montong, geblek, atau dawet ireng. Namun, ada satu lagi kuliner tradisional yang tak kalah

Selengkapnya

vstory

Isu Terkini

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |