Depok, VIVA – Warga RW 06 di Jalan Merdeka, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya menggeruduk Balai Kota Depok. Mereka meminta pemerintah segera menutup tungku pembakaran sampah (insinerator) yang ada di RW 26. Pasalnya keberadaan alat tersebut telah membuat 33 warga mengalami gangguan kesehatan.
Wiken, salah satu warga, mengatakan dirinya menjadi korban keberadaan alat pembakaran tersebut. Dia mengalami gangguan kesehatan berupa sulit nafas dan kepala pusing. Sejak adanya alat tersebut, udara di lingkungan rumahnya menjadi tidak segar.
“Lingkungan jadi tidak sehat. Saya difabel, sampai sesak nafas, ini sudah sebulan sejak insinerator itu beroperasi. Kami tidak diberitahu mau dibangun, tahu-tahu sudah ada,” kata Wiken, Rabu, 5 Februari 2025.
Sudah sejak sebulan lebih dia mengalami gangguan pernapasan hingga terpaksa menggunakan alat bantu pernapasan. Kondisi serupa juga dialami warga lain yang ada di sekitar lokasi.
“Warga terganggu, dari pagi sampai malam mesinnya beroperasi, kami menolak insinerator di wilayah kami, di wilayah padat penduduk,” ujarnya.
Ketua RW. 06 Abadijaya, Muksin mengaku kecewa dengan Wali Kota Depok Mohammad Idris yang membangun mesin insinerator di wilayahnya.
“Pak Kiai (Mohammad Idris) dulu kami mendukungmu, sekarang kamu akan lengser. Dengarkan keluhan kami, dulu kami mendukungmu mati-matian,” katanya.
Dia mengatakan, seluruh warganya ingin hidup sehat. Mereka pun meminta penghentian operasional alat bakar tersebut.
“Kami ingin hidup sehat, kami berjuang bukan untuk kami dan keluarga saja, tapi untuk semua masyarakat yang berada dekat insinerator,” ujarnya.
Warga pun kemudian menyegel insinerator karena kesal protesnya tidak ditanggapi. Warga sudah dua kali melakukan aksi protes menolak operasional alat tersebut. Namun protes warga tidak pernah digubris.
Perwakilan warga, Manahan Panggabean menegaskan penyegelan tersebut dilakukan setelah unjuk rasa penolakan di balai kota tidak mendapat tanggapan dari pemerintah.
“Kami melakukan aksi dari pagi sampai siang menuntut penghentian pengoperasian tungku bakar sampah yang memberikan dampak lingkungan dan kesehatan, tapi diabaikan pemerintah yang sama sekali tidak kau menemui,” katanya.
Dia menegaskan, sudah banyak warga yang menderita dengan efek asap hasil pembakaran. Dia menyayangkan sikap pemerintah yang seolah tidak peduli dengan kesehatan warga.
“Kami melapor dan memprotes tapi diabaikan, bahkan ditemui saja tidak. Sejak awal kami juga tidak dilibatkan dalam proses pembangunan, persetujuan kami tidak pernah dipertimbangkan,” ujarnya.
Dia mengatakan, sebagai warga negara berhak hidup sehat dan pemerintah wajib memenuhi. “Kami berhak hidup sehat,” katanya.
Halaman Selanjutnya
“Pak Kiai (Mohammad Idris) dulu kami mendukungmu, sekarang kamu akan lengser. Dengarkan keluhan kami, dulu kami mendukungmu mati-matian,” katanya.