Kopi Arabika asal Indonesia Raup Miliaran Rupiah berkat Inovasi Teknologi dan Sertifikasi Modern

1 day ago 13

Selasa, 3 Juni 2025 - 20:03 WIB

Jakarta, VIVAKopi Arabika hasil Bumi Indonesia kian digemari di berbagai negara. Mulai dari Timur Tengah, Eropa, hingga Amerika Serikat (AS) meski di tengah bayang bayang tarif resiprokal yang diterapkan negeri Paman Sam.

Sepanjang kuartal I 2025, tercatat sedikitnya 127 ton kopi produksi Java Coffee Estate (JCE) yang merupakan hasil perkebunan kopi yang dikelola melalui kerja sama operasi (KSO) dua sub Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo, dan PTPN I SupportingCo kembali mampu menembus berbagai negara tujuan.

Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa mengatakan sejauh ini Inggris menjadi negara importir kopi terbesar dengan total mencapai 54.000 kilogram atau senilai Rp6,5 miliar. Disusul AS dengan total impor mencapai 36.000 kilogram dengan valuasi mencapai Rp4,3 miliar.

Arab Saudi dan Norwegia turut tak ketinggalan dengan mengimpor kopi JCE PTPN dengan total impor kedua negara mencapai 38.400 kilogram atau setara Rp4,5 miliar.

Jatmiko optimis ekspor kopi dari kawasan Ijen, Bondowoso tersebut terus meningkat seiring peningkatan kualitas mutu ekspor serta adaptasi dalam penerapan sertifikasi berkelanjutan seperti Rainforest Alliance (RA) dan European Union Deforestation Regulation (EUDR).

"Kami berhasil membukukan ekspor kopi mencapai 600 ton ke berbagai negara Eropa, Asia, dan AS di tahun lalu. Kami optimistis ekspor kopi Arabika specialty dari JCE akan terus tumbuh dengan dukungan berbagai program strategis pada tahun ini, seperti replanting, sertifikasi keberlanjutan, pemanfaatan teknologi, serta adaptasi terhadap regulasi global," ungkapnya.

Komoditas ekspor tersebut turut menggerek pendapatan bersi JCE PTPN dengan catatan laba bersih sebesar Rp6,51 miliar sepanjang Januari-April 2025. Sementara hingga akhir tahun ini, Jatmiko menargetkan laba bersih JCE dapat menyentuh angka Rp33,36 miliar, atau meningkat dibandingkan perolehan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp32 miliar.

Untuk mencapai target tersebut, Jatmiko yang memiliki catatan apik dengan sukses mentransformasi PTPN komoditas sawit di Riau hingga mencatat laba tertinggi sepanjang sejarah selama lima tahun berturut-turut itu mengatakan pihaknya akan fokus pada berbagai inisiatif lainnya.

Program intensifikasi melalui peremajaan menggunakan bibit unggul serta penerapan teknologi lebih efesien yang telah dilakukan secara bertahap sejak 2021 hingga 2025 dipercaya terus menjadi tulang punggung utama penguatan dalam meningkatkan produktivitas.

Hingga 2024, program replanting mencapai 80 persen atau 1.200 hektare dari total target total tanaman baru mencapai 1.500 hektare. "Dengan pendekatan yang lebih modern dan berbasis data, kita berupaya agar setiap hektare Java Coffee Estate dikelola secara optimal untuk menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi yang memenuhi standar ekspor," jelas Jatmiko.

Halaman Selanjutnya

Untuk mencapai target tersebut, Jatmiko yang memiliki catatan apik dengan sukses mentransformasi PTPN komoditas sawit di Riau hingga mencatat laba tertinggi sepanjang sejarah selama lima tahun berturut-turut itu mengatakan pihaknya akan fokus pada berbagai inisiatif lainnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |