Lebih Transparan, LMKN Siapkan Platform Royalti Digital

9 hours ago 2

Sabtu, 15 Februari 2025 - 13:33 WIB

Jakarta, VIVA – Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) menargetkan penghimpunan royalti sebesar Rp126 miliar pada tahun 2025. Demi mencapai target tersebut, LMKN terus berinovasi dengan memperkuat kolaborasi dan meningkatkan sistem pengelolaan royalti.

Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah penggunaan teknologi dalam sistem pelisensian. Scroll lebih lanjut ya.

LMKN berencana mengadopsi teknologi untuk mempermudah proses penarikan, penghimpunan, dan pendistribusian royalti atas pemanfaatan lagu dan/atau musik. Dengan demikian, diharapkan distribusi royalti dapat berlangsung lebih efektif dan transparan.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, LMKN melakukan pemutakhiran Sistem Lisensi Online Kategori Live Event. Langkah ini bertujuan untuk mengembangkan tata kelola royalti berbasis IT yang dapat meminimalisir berbagai tantangan, termasuk masalah kepercayaan antara LMKN, Lembaga Manajemen Kolektif (LMK), pengguna komersial, serta para pemilik hak cipta. Demi mewujudkan hal ini, LMKN menggandeng berbagai pihak yang memiliki keahlian dalam bidang teknologi.

Salah satu mitra strategis yang digandeng LMKN adalah Velodiva, sebuah platform pemutar musik digital komersial pertama yang dikembangkan oleh PT Velodiva Music Technologies, anak perusahaan dari VNT Networks. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dalam proses penghimpunan royalti.

Ketua LMKN, Dharma Oratmangun, mengungkapkan keyakinannya terhadap kerja sama ini.

"Melihat sepak terjang dan hasil karya anak bangsa yang mengesankan ini, Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) dengan penuh keyakinan menggandeng, bekerja sama, dan memperkenalkan Velodiva sebagai mitra teknologi pemutar musik digital sekaligus mitra dalam penghimpunan royalti secara digital di seluruh Indonesia," ujarnya.

Dharma menambahkan bahwa kolaborasi ini menjadi momentum penting dalam industri musik nasional.

"Kolaborasi ini menjadi tonggak baru dalam sejarah industri musik Tanah Air, membawa harapan besar yang telah lama dinantikan oleh para musisi," lanjutnya.

Melalui sistem pencatatan terpadu yang dikembangkan oleh Velodiva, distribusi royalti bagi pencipta lagu dan pemilik hak terkait dapat dilakukan dengan lebih akuntabel. Setiap penggunaan lagu dan rekaman musik akan tercatat dengan transparan serta akurat, sehingga tidak ada lagi kekhawatiran terkait ketidakjelasan pembagian royalti.

"Platform ini berfungsi sebagai 'mata digital' yang senantiasa aktif, menjamin bahwa setiap karya yang diciptakan oleh para musisi mendapatkan penghargaan dan haknya secara adil," jelas Dharma.

Tak hanya sekadar memperbaiki sistem penghimpunan royalti, kerja sama ini juga bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam mengembangkan tata kelola musik digital yang lebih modern. Dengan sistem yang lebih canggih, pelaporan penggunaan aset karya rekaman pun dapat dilakukan lebih cepat dan terintegrasi.

Presiden Direktur VNT Networks, Vedy Eriyanto, berharap bahwa penerapan teknologi dalam pengelolaan royalti dapat membantu mengurangi kesenjangan dalam distribusi pendapatan bagi para musisi dan pencipta lagu.

"Harapan kami, dengan tata kelola musik modern ini, peran teknologi dapat membantu meluruskan pendapatan para musisi, sekaligus memastikan keadilan bagi para pencipta lagu dan pemilik hak lainnya yang hingga saat ini masih merasakan ketimpangan dalam distribusi royalti musik," tuturnya.

Halaman Selanjutnya

Dharma menambahkan bahwa kolaborasi ini menjadi momentum penting dalam industri musik nasional.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |