Mahasiswa Kehutanan Indonesia Punya Kesempatan Berkarir di Jepang

1 day ago 6

Rabu, 11 Juni 2025 - 22:02 WIB

Jakarta, VIVA – Kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang di bidang kehutanan memasuki babak baru. Lima belas mahasiswa Program Studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) direncanakan bergabung dalam program intensif di Jepang setelah Nosuta K.K., Pemerintah Kota Soeda, dan Kyushu Bark Transport Co., Ltd. menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) di Balai Kota Soeda, Prefektur Fukuoka, Jepang, pada Selasa 10 Juni 2025.

Para mahasiswa tersebut akan menjalani pelatihan intensif selama tiga bulan di fasilitas Kyushu Bark Transport Co., Ltd. di Kota Soeda. Mereka akan menerima pelatihan komprehensif terkait sertifikasi kompetensi kehutanan Jepang sebelum mengikuti Ujian Keterampilan Spesifik Kehutanan (SSW).

Ujian tersebut merupakan syarat utama untuk mendapatkan visa Pekerja Berketerampilan Spesifik (SSW) di bidang kehutanan di Jepang.

Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap diterbitkannya kategori visa baru, yaitu visa Pekerja Berketerampilan Spesifik bidang Kehutanan (SSW Kehutanan) yang dirancang untuk mengatasi masalah berkurangnya tenaga kerja di sektor kehutanan Jepang. Berdasarkan data terakhir tahun 2020, rata-rata usia pekerja kehutanan Jepang adalah 52 tahun.

Saat ini tersedia kuota hingga 1.000 pekerja kehutanan dan 5.000 pekerja industri kayu hingga tahun 2029. Di Indonesia sendiri, setiap tahunnya terdapat sekitar 9.000 lulusan dari bidang kehutanan dan ilmu terkait. Dengan kata lain, ini adalah peluang besar bagi generasi muda Indonesia untuk berkontribusi secara global. Terlebih lagi, pemerintah Indonesia sendiri menargetkan untuk mengirimkan sebanyak 100 ribu pekerja SSW hingga tahun 2029.

Presiden Direktur Kyushu Bark Transport Co., Ltd., Hayashi Koichi, menekankan pentingnya kolaborasi ini demi keselamatan kerja dan keberlanjutan industri.

"Pekerjaan kehutanan memiliki risiko tinggi. Kami percaya kerja sama dengan Nosuta yang memahami industri kehutanan serta dukungan dari program studi kehutanan UMM mampu meminimalisasi risiko, sekaligus memastikan integrasi pekerja kehutanan Indonesia ke dalam komunitas lokal Jepang berjalan lancar, sehingga pekerja nyaman berkarir dalam jangka panjang,” tegasnya.

Kepala Program Studi Kehutanan UMM, Galit Prakosa, menjelaskan bahwa mahasiswa yang mengikuti program ini adalah mahasiswa S1 Program Studi Kehutanan yang telah menempuh pendidikan selama 3,5 tahun dan akan menyelesaikan program studinya melalui program kehutanan Jepang bersama Nosuta. Dalam kerangka Center For Future Work, UMM berkomitmen menghadirkan program pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan industri.

Wali Kota Soeda, Akio Teranishi, menyambut baik kerja sama ini sebagai langkah penting dalam menghidupkan kembali perekonomian lokal. “Dulu, Soeda memiliki industri kehutanan yang besar dengan sekolah kehutanan sendiri yang tutup karena penurunan populasi. Program ini bisa menjadi titik balik bagi kejayaan industri kehutanan Soeda sekaligus menjadi model revitalisasi kawasan pedesaan di Jepang,” ujarnya.

CEO Nosuta, Viko Gara, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan proyek percontohan yang diharapkan dapat berkembang hingga memungkinkan penyelenggaraan Ujian SSW Kehutanan langsung di Soeda. Bahkan, pada akhirnya diharapkan mampu mendorong pembukaan kembali sekolah kehutanan di kota tersebut.

“Kami optimistis kerja sama ini akan membuka jalan bagi lebih banyak mahasiswa kehutanan Indonesia untuk berkarir di Jepang, sekaligus berkontribusi terhadap target pengiriman tenaga kerja serta menjadi langkah awal kebangkitan industri kehutanan dan pengolahan kayu di Jepang,” pungkas Viko.

Halaman Selanjutnya

"Pekerjaan kehutanan memiliki risiko tinggi. Kami percaya kerja sama dengan Nosuta yang memahami industri kehutanan serta dukungan dari program studi kehutanan UMM mampu meminimalisasi risiko, sekaligus memastikan integrasi pekerja kehutanan Indonesia ke dalam komunitas lokal Jepang berjalan lancar, sehingga pekerja nyaman berkarir dalam jangka panjang,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |