Media Israel Haaretz: Hampir 100 Ribu Warga Palestina Tewas di Gaza

8 hours ago 3

Minggu, 29 Juni 2025 - 11:00 WIB

Jakarta, VIVA – Konflik berkepanjangan di Jalur Gaza telah menciptakan tragedi kemanusiaan berskala besar. Dalam laporan investigasi yang dipublikasikan Jumat lalu, surat kabar ternama Israel, Haaretz, mengungkapkan bahwa jumlah warga Palestina yang tewas sejak meletusnya perang pada Oktober 2023 telah mendekati 100.000 jiwa. Angka ini setara dengan sekitar empat persen dari total populasi Gaza, dan menandai konflik ini sebagai salah satu yang paling mematikan di abad ke-21.

Perbedaan Data Korban antara Haaretz dan Otoritas Gaza

Jumlah yang dilaporkan Haaretz jauh melebihi angka resmi yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Gaza, yang mencatat sekitar 56.300 korban jiwa. Perbedaan signifikan ini, menurut laporan Haaretz, terjadi karena sebagian besar kematian tidak hanya disebabkan oleh serangan langsung militer Israel, tetapi juga oleh dampak tidak langsung seperti:

  • Kelaparan akibat blokade dan hancurnya jalur distribusi pangan
  • Kedinginan, karena terbatasnya akses ke tempat tinggal layak
  • Penyakit yang menyebar cepat di tengah runtuhnya sistem layanan kesehatan Gaza

Studi Independen: 56 Persen Korban adalah Perempuan dan Anak-anak

Warga Gaza Terancam Kelaparan Massal, Buntut Israel Blokir Seluruh Pasokan Makan

Dalam upaya untuk memperkuat validitas temuan mereka, Haaretz mengutip penelitian Profesor Michael Spagat, seorang ekonom dan pakar statistik konflik dari Royal Holloway, University of London. Penelitiannya menyurvei lebih dari 2.000 rumah tangga Palestina—mewakili hampir 10.000 orang.

Hasilnya cukup mencengangkan:

  • Per Januari 2025, diperkirakan sekitar 75.200 orang tewas akibat kekerasan langsung, mayoritas karena serangan udara dan artileri militer Israel
  • Sekitar 56 persen korban adalah anak-anak dan perempuan, sebuah angka yang menurut para ahli “luar biasa tinggi” dalam konteks konflik global
  • Gaza disebut sebagai konflik dengan rasio tertinggi korban sipil non-kombatan dibandingkan dengan kombatan (pejuang bersenjata)
  • "Angka ini sangat mengejutkan, bahkan bila dibandingkan dengan hampir seluruh konflik bersenjata sejak Perang Dunia II," tulis Haaretz mengutip Spagat.

Rasio Kematian Relatif Tertinggi di Abad ke-21

Profesor Spagat menyatakan bahwa Gaza menempati urutan teratas dalam hal tingkat kematian relatif terhadap jumlah penduduk, mengungguli negara-negara yang dilanda perang lain seperti:

  • Suriah
  • Ukraina
  • Sudan
  • Ethiopia (Tigray)
  • Kosovo

Menurut data perbandingan global, proporsi perempuan dan anak-anak yang terbunuh secara kekerasan di Gaza lebih dari dua kali lipat dibandingkan konflik di Kosovo (20%), Suriah (20%), Sudan (23%), bahkan Tigray, Ethiopia (9%).

"Saya memperkirakan sekitar 4 persen populasi Gaza telah tewas. Sulit menemukan kasus lain di abad ini yang mendekati angka sebesar ini," ungkap Spagat.

Klaim Genosida dan Kecaman Internasional

Banyak pihak menilai bahwa tindakan militer Israel di Gaza telah melampaui batas konflik konvensional dan mulai mengarah pada genosida sistemik terhadap penduduk sipil Palestina. Laporan-laporan ini memperkuat desakan komunitas internasional agar dilakukan investigasi menyeluruh atas pelanggaran hak asasi manusia di wilayah tersebut.

Meskipun militer Israel dan sejumlah tokoh politik serta media arus utama terus menyangkal tingginya angka korban sipil, laporan dari Haaretz—yang berbasis di dalam negeri Israel sendiri—memberikan gambaran berbeda, dan bahkan dianggap lebih kredibel karena didasarkan pada data akademik dan pengamatan lapangan.

Gaza Hadapi Tragedi Kemanusiaan Terbesar di Era Modern

Laporan Haaretz menjadi pengingat mengerikan bahwa konflik di Gaza bukan hanya soal politik dan keamanan, tetapi juga soal nyawa manusia—terutama perempuan dan anak-anak—yang hilang secara masif. Dunia internasional ditantang untuk tidak tinggal diam dan segera bertindak demi mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar di masa mendatang. (Antara)

Halaman Selanjutnya

Hasilnya cukup mencengangkan:

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |