Menkeu Purbaya ‘Roasting’ Rocky Gerung: Belajar Ekonomi Lagi Pak!

3 hours ago 1

Selasa, 16 September 2025 - 00:06 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa kembali menjadi sorotan publik setelah menyindir akademisi sekaligus pengamat politik, Rocky Gerung viral di media sosial. 

Momen itu terjadi saat ia tampil sebagai pembicara dalam acara Great Lecture Forum “Transformasi Ekonomi Nasional: Pertumbuhan Inklusif Menuju 8%” di Jakarta, Kamis 11 September 2025 lalu.

Dalam video yang dibagikan akun Instagram @undercover.id, Purbaya merespons ucapan Rocky Gerung yang menuding Jokowi tidak melakukan apa-apa selama menjabat Presiden ke-7 RI. 

Dengan nada bercanda, namun disertai data konkret, Purbaya justru menyebut tudingan itu tidak berdasar.

“Saya mau kritik Pak Rocky Gerung sedikit, dia suka ledekin Pak Jokowi nggak ngapa-ngapain. Ini pak,” ucap Purbaya sambil tertawa, lalu menunjukkan data di layar.

Pengamat politik Rocky Gerung.

Sindiran Tajam Berbalut Data

Menurut Purbaya, fakta di lapangan menunjukkan bahwa Jokowi justru aktif mengintervensi kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama setelah masa sulit pandemi Covid-19. Ia menekankan bahwa peningkatan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir tidak bisa dilepaskan dari campur tangan langsung Presiden.

“Presiden Jokowi itu berjasa buat kita, walaupun di sampingnya ada saya sih,” ujarnya sambil tersenyum, menegaskan bahwa kontribusi Jokowi tidak bisa dianggap remeh.

Purbaya bahkan menyarankan Rocky Gerung untuk belajar ekonomi lebih dalam agar kritik yang dilontarkan tidak hanya tajam secara retorika, tetapi juga kuat secara data. 

“Jadi, Pak Rocky mungkin sedikit belajar ekonomi lagi pak,” celetuknya. Meski begitu, ia tetap menunjukkan rasa hormat, dengan menyebut dirinya mengagumi kecerdasan Rocky dalam menyampaikan gagasan filsafat.

Mengingatkan Tantangan Ekonomi

Dalam paparannya, Purbaya juga menyinggung tantangan besar yang pernah dialami Indonesia, seperti pada periode 2003–2004, ketika perekonomian nasional melemah hingga menimbulkan kesan “Indonesia suram”. Ia menegaskan bahwa permasalahan ekonomi jauh lebih krusial dibanding dinamika politik semata.

Lebih jauh, Purbaya mengingatkan publik bahwa pada pertengahan hingga akhir 2023, Indonesia kembali menghadapi tekanan ekonomi. Dampaknya mulai terasa pada 2024, ditandai dengan pemutusan hubungan kerja, menurunnya taraf hidup, hingga keresahan sosial.

“Ketika ekonomi memburuk, banyak pemecatan pegawai, taraf hidup makin susah, dan kita tidak terlalu peduli, maka turunlah ke jalan masyarakat kita,” ujarnya menekankan.

Halaman Selanjutnya

“Presiden Jokowi itu berjasa buat kita, walaupun di sampingnya ada saya sih,” ujarnya sambil tersenyum, menegaskan bahwa kontribusi Jokowi tidak bisa dianggap remeh.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |