Jakata, VIVA – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul buka suara soal temuan sekitar 600 ribu rekening penerima bansos yang terindikasi bermasalah.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 15 September 2025, Gus Ipulmenjelaskan bahwa dari ratusan ribu rekening tersebut, sebagian memang diduga menyalahgunakan bantuan.
Salah satunya bahkan terindikasi dipakai untuk transaksi judi online. Namun, tidak sedikit pula yang bermasalah akibat kesalahan administratif atau datanya dimanfaatkan pihak lain.
“Sebagian ada yang benar-benar menyalahgunakan, tapi ada juga yang hanya dimanfaatkan datanya. Oleh karena itu, kami beri kesempatan untuk melakukan pemutakhiran data,” kata dia, dikutip dari Antara.
Menurutnya, kebijakan ini bukan sekadar soal hukuman. Tujuannya agar bansos tetap menjangkau mereka yang benar-benar membutuhkan, terutama keluarga miskin dan rentan yang kehidupannya masih bergantung pada intervensi pemerintah.
“Kalau mereka tidak dapat bantuan, hidupnya akan makin susah. Karena itu kami buka kesempatan verifikasi. Jika terbukti memenuhi kriteria, tentu tetap berhak menerima bansos,” jelasnya.
Verifikasi Didampingi Banyak Pihak
Kementerian Sosial bekerja sama dengan otoritas keuangan, pemerintah daerah hingga aparat desa dalam mengawal proses verifikasi ulang. Selain itu, petugas pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) juga diberdayakan untuk memastikan pemeriksaan berlangsung transparan dan sesuai prosedur.
Saifullah menyebut, tahap verifikasi ini akan berjalan selama triwulan ketiga tahun ini. Hasilnya akan menentukan siapa saja yang tetap berhak menerima bansos pada triwulan keempat.
“Setelah verifikasi selesai, mereka yang memenuhi kriteria bisa menerima bansos lagi. Tentu pengawasan akan terus kami lakukan,” tegasnya.
Ribuan Rekening Sudah Dicoret
Sebelumnya, Kementerian Sosial mencatat ada 600 ribu rekening dengan indikasi anomali. Temuan ini terungkap setelah adanya laporan dari PPATK mengenai dugaan transaksi mencurigakan, termasuk judi online.
Dari jumlah tersebut, pada Agustus lalu Kemensos sudah mencoret sekitar 228 ribu rekening dari daftar penerima bansos. Sementara itu, lebih dari 375 ribu rekening masih dalam tahap pemeriksaan mendalam dengan memverifikasi profil penerima, identitas pekerjaan, hingga aktivitas transaksi.
Saifullah menegaskan, langkah verifikasi ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025. Arahan itu menekankan pentingnya penyaluran bansos yang tepat sasaran berdasarkan data yang akurat, mutakhir, dan terverifikasi.
“Intinya, bansos harus benar-benar sampai ke masyarakat miskin dan rentan. Itu yang jadi prioritas kami,” pungkasnya.
Halaman Selanjutnya
Saifullah menyebut, tahap verifikasi ini akan berjalan selama triwulan ketiga tahun ini. Hasilnya akan menentukan siapa saja yang tetap berhak menerima bansos pada triwulan keempat.