Vatikan, VIVA – Pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus menulis surat kepada pemimpin redaksi surat kabar harian Italia "Corriere della Sera" Luciano Fontana.
Melansir dari Vatican News, Rabu 19 Maret 2025, surat itu ditulis sebagai tanggapan atas pesan dukungan Fontana selama Paus sakit.
Dalam surat tersebut, Paus meminta Fontana untuk meluncurkan kembali dan memperkuat seruannya untuk perdamaian dan pelucutan senjata.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kata-kata kedekatan yang Anda gunakan untuk mengungkapkan kehadiran Anda di saat sakit ini, di mana, seperti yang telah saya katakan, perang tampak semakin tidak masuk akal," tulis Paus dalam surat tersebut.
Paus Fransiskus Bertemu Pemuda Lintas Agama di Gereja Katedral Jakarta
Photo :
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Kerapuhan manusia, menurut Paus, memiliki kekuatan untuk membuat kita lebih jernih tentang apa yang bertahan dan apa yang berlalu, apa yang membawa kehidupan dan apa yang membunuh.
"Mungkin karena alasan ini, kita sering cenderung menolak batasan dan menghindari orang-orang yang rapuh dan terluka, mereka memiliki kekuatan untuk mempertanyakan arah yang telah kita pilih, baik sebagai individu maupun sebagai komunitas," kata pemimpin Vatikan itu.
Paus pun ingin mendorong semua orang yang mendedikasikan pekerjaan dan kecerdasan mereka untuk menginformasikan, melalui alat komunikasi yang kini menghubungkan dunia secara langsung, untuk merasakan pentingnya kata-kata.
"Kata-kata tidak pernah sekadar kata-kata: kata-kata adalah fakta yang membentuk lingkungan manusia. Kata-kata dapat menghubungkan atau memecah belah, melayani kebenaran atau menggunakannya untuk tujuan lain. Kita harus melucuti kata-kata, melucuti pikiran dan melucuti Bumi. Ada kebutuhan besar untuk refleksi, ketenangan, dan kesadaran akan kompleksitas," papar Paus.
Sementara perang hanya menghancurkan masyarakat dan lingkungan, tanpa menawarkan solusi untuk konflik, diplomasi dan organisasi internasional membutuhkan vitalitas dan kredibilitas baru.
"Agama, terlebih lagi, dapat mengambil dari spiritualitas masyarakat untuk menyalakan kembali keinginan akan persaudaraan dan keadilan, harapan akan perdamaian."
Semua ini membutuhkan komitmen, kerja, keheningan, dan kata-kata.
"Marilah kita merasa bersatu dalam upaya ini, yang akan terus diilhami dan dikawal oleh Rahmat surgawi," pungkasnya.
Halaman Selanjutnya
Paus pun ingin mendorong semua orang yang mendedikasikan pekerjaan dan kecerdasan mereka untuk menginformasikan, melalui alat komunikasi yang kini menghubungkan dunia secara langsung, untuk merasakan pentingnya kata-kata.