Ngabuburead Kepustakaan Islam jadi Cara Kemenag Dorong Indeks Literasi Gen Z

1 day ago 2
Update Berita News Petang Jitu

Rabu, 19 Maret 2025 - 16:22 WIB

Jakarta, VIVA – Program Ngabuburead: Literate to Elevate, menjadi salah satu cara yang dilakukan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama, untuk mendorong literasi di kalangan Gen Z.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menjelaskan bahwa program ini dirancang sebagai wadah interaktif. Pihaknya menggabungkan literasi dengan diskusi keislaman. Membuat ruang diskusi untuk mendorong partisipasi peserta. 

“Tidak hanya membaca, peserta juga diajak berdiskusi dengan narasumber. Dengan metode ini, literasi tidak lagi dipandang sebagai aktivitas pasif, melainkan menjadi bagian dari gaya hidup anak muda,” jelas Arsa saat ditemui di Jakarta, Rabu 19 Maret 2025.

Di dalam program Ngabuburead, Kemenag juga memperkenalkan platform Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (Elipski). Ini adalah aplikasi perpustakaan digital Bimas Islam Kemenag yang menyediakan berbagai literatur keislaman. Ia menegaskan pentingnya pemanfaatan terhadap teknologi untuk literasi generasi muda ke depan.

“Kemenag menyediakan Elipski, sebuah platform perpustakaan digital yang mudah digunakan untuk mengakses berbagai literatur keislaman,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa literasi keagamaan tidak terbatas pada aspek fisik. Tetapi juga teknologi digital agar lebih dekat dengan anak muda.

 “Melalui Elipski, kami ingin menjangkau lebih banyak anak muda, sehingga mereka dapat mengakses buku dan materi keislaman dengan lebih praktis,” tambahnya.

Ngabuburead di Istiqlal

Kampanye literasi ini dilakukan dengan mengambil tema "Judi Online: Ancaman Serius bagi Keluarga dan Masyarakat”. Ngabuburead ini digelar di Perpustakaan Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa kemarin. Pengasuh Pesantren Daarul Rahman Jakarta, Kiai Faiz Syukron Makmun atau Gus Faiz, menjadi narasumber. Dimana dijelaskan kepada para peserta yang juga Gen Z  tentang dampak buruk judi online terhadap moral dan sosial masyarakat.

Gus Faiz mencontohkan, adanya kemerosotan moral. Yakni itu pernah terjadi di Andalusia Spanyol, yang dulu dikuasai oleh Islam.

"Islam pernah hebat di Andalusia. Coba kita datang ke Spanyol, lihat bagaimana peradaban Islam di Sevilla, Cordova. Itu semua adalah peradaban Islam yang cukup maju. Tetapi hari ini, kita hanya bisa melihat peninggalannya saja di sana," tuturnya.

Menurutnya, mundurnya peradaban Islam di Andalusia tidak semata akibat perpecahan politik. Namun, kejatuhan itu sebenarnya diawali dari merosotnya moral dan pengetahuan masyarakat.

Di era moderen sekarang ini, salah satu ancamannya adalah judi online, judol. Apalagi akses informasi saat ini begitu bebas, sehingga generasi muda kesulitan untuk membedakan antara yang salah dan benar.
Apalagi judi online tidak terlihat seperti judi konvensional yang dilakukan di meja-meja perjudian.

Untuk itu, ia mengingatkan bahwa judi online jauh lebih berbahaya karena tersembunyi dan mudah diakses. 

"Sistem ini mendorong orang untuk bermimpi mendapatkan keuntungan instan melalui permainan yang sebenarnya sudah direkayasa," ujarnya.

Gus Faiz mendorong agar Gen Z ini bersama-sama untuk memerangi maraknya judi online. 

"Gen Z harus menjadi garda terdepan bangsa ini. Sekarang ada teroris sejati yang sudah memakan begitu banyak korban dan masa depan anak bangsa, namanya judi online," tegasnya.

Ngabuburead Literate to Elevate di Perpustakaan Masjid Istiqlal diikuti 100 peserta yang terdiri dari remaja masjid, pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Sebelumnya, Kemenag juga menghelat acara serupa di Gramedia The Park Pejaten pada 11 Maret. Ngabuburead selanjutnya akan digelar di Grand Wisata Bekasi pada Sabtu, 22 Maret 2025, dengan menghadirkan narasumber dan tema yang berbeda.

Halaman Selanjutnya

Ngabuburead di Istiqlal

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |