Jakarta, VIVA – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkap kenaikan harga emas menjadi penyumbang utama kenaikan inflasi di Indonesia secara tahunan atau year on year. Menurut Tito, kenaikan harga emas perhiasan terjadi karena adanya faktor eksternal yakni harga emas di tingkat dunia melonjak hingga 40 persen.
"Jadi emas ini tertinggi dalam sejarah harganya," kata Mendagri Tito Karnavian dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025 yang dipantau secara daring, Selasa, 4 November 2025.
"Ini terjadi karena adanya geopolitik, terutama adanya ketidakpercayaan di banyak negara yang ada ketegangan dengan AS, terutama Rusia," sambungnya
Mendagri Tito Karnavian.
Photo :
- Dokumnetasi Kemendagri.
Tito menjelaskan, Rusia merupakan negara penghasil minyak dan gas, dan menjadi pemasok utama migas untuk negara-negara Eropa -- yang kemudian dibayar oleh negara-negara Barat itu dengan mata uang Dolar AS.
Rusia, menurut Tito, kemudian menyimpan uang-uang dolar hasil penjualan migas itu di friendly countries -- negara-negara sahabat, seperti Swiss dan Inggris, namun ketika perang Ukraina pecah, Rusia disanksi dan dolar mereka di-freeze.
Begitu dolar di-freeze, lanjut Tito, Rusia mencari instrumen lain untuk menyimpan cadangan mereka, yaitu emas. Sehingga, Rusia sebagai negara, membeli emas dalam jumlah besar, yang diikuti negara-negara lain yang berkonflik, atau berpotensi konflik dengan AS.
"China misalnya, itu juga membeli emas besar-besaran, itu yang beli negara, untuk reserve mereka, cadangan mereka, dan " papar Tito, yang diikuti tren pembelian emas secara global oleh masyarakat, termasuk di Indonesia.
Atas dasar itu, tambah Tito, berlaku hukum pasar: ketika kebutuhan/permintaan meningkat dan penawaran terbatas, maka harga emas naik. Adapun motif masyarakat ramai-ramai memborong emas karena dianggap sebagai investasi terbaik dan menguntungkan untuk situasi ekonomi saat ini.
"Ini yang terjadi, sehingga kenaikan inflasi kita dari semula 2,6 persen year on year menjadi 2,86 meskipun pada posisi aman dan juga data dari bulan ke bulan terjadi kenaikan 0,21 menjadi 0,28 persen, penyumbang jelas dari data adalah emas dan perhiasan, ini susah kita bendung," tegasnya
Emas Penyumbang Utama Inflasi
Halaman Selanjutnya
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini melaporkan, terjadi inflasi sebesar 0,28 persen pada Oktober 2025.

7 hours ago
2









