Jakarta, VIVA – Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Mei 2025 mencatat surplus sebesar US$4,3 miliar, dan menjadi surplus dalam 61 bulan berturut-turut. Hal itu disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini.
"Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 61 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Pudji dalam konferensi pers, Selasa, 1 Juli 2025.
Dia menjelaskan, surplus neraca dagang sebesar US$4,3 miliar pada Mei 2025 itu ditopang oleh nilai ekspor yang mencapai sebesar US$24,61 miliar, dibandingkan nilai impor yang hanya sebesar US$20,31 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini
Photo :
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Dia pun merinci, ekspor Indonesia pada Mei 2025 yang mencapai US$ 24,61 miliar, tumbuh 9,68 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan ekspor Mei 2024 yang sebesar US$ 22,44 miliar.
Untuk ekspor non-migas pada Mei 2025 tercatat sebesar US$23,50 miliar, tumbuh 11,80 persen dibanding Mei 2024. Sementara nilai ekspor migas Mei 2025 mencapai US$1,11 miliar, turun 21,71 persen dibandingkan ekspor migas pada Mei 2024.
Pudji merinci, peningkatan nilai ekspor non-migas terjadi pada industri pengolahan yang naik hingga 24,08 persen, dan memberikan kontribusi sebesar 14,9 persen. Faktor pendukungnya yakni terjadinya peningkatan nilai ekspor minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, barang perhiasan, semi konduktor, kimia dasar organik, dan sumber pertanian.
Sementara untuk nilai ekspor non-migas secara kumulatif periode Januari-Mei 2025, tercatat mencapai US$111,98 miliar. "Ekspor terbesar pada periode ini yakni ke Tiongkok sebesar US$24,25 miliar, ke Amerika Serikat US$12,11 miliar, dan ke India sebesar US$7,28 miliar. Dimana ketiganya berkontribusi sebesar 41,16 persen," ujar Pudji.
Sementara untuk impor pada Mei 2025 yang mencapai US$20,31 miliar, tercatat tumbuh 4,14 persen (yoy) dibandingkan Mei 2024. Dimana, impor non-migas tercatat naik 5,44 persen menjadi US$17,67 miliar, dan memberikan andil 4,67 persen.
Pudji menjelaskan, komoditas utama impor non-migas seperti mesin/peralatan mekanis, mesin, perlengkapan elektrik, serta kendaraan dan bagiannya, memberikan andil 36,55 persen terhadap total impor non-migas Indonesia. Kemudian impor peralatan mekanis pada periode tersebut tercatat mencapai US$13,82 miliar mesin perlengkapan elektrik mencapai US$12,18 miliar, dan kendaraan dan bagiannya yang mencapai sebesar US$4,31 miliar.
"Secara kumulatif, nilai impor pada Januari-Mei 2025 tercatat mencapai US$96,60 miliar, atau naik 5,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Sementara untuk nilai ekspor non-migas secara kumulatif periode Januari-Mei 2025, tercatat mencapai US$111,98 miliar. "Ekspor terbesar pada periode ini yakni ke Tiongkok sebesar US$24,25 miliar, ke Amerika Serikat US$12,11 miliar, dan ke India sebesar US$7,28 miliar. Dimana ketiganya berkontribusi sebesar 41,16 persen," ujar Pudji.