Nvidia Cetak Laba Rp130 Miliar Kuartal I-2025, Kapitalisasi Pasar Salip Microsoft dan Apple

1 day ago 4

Sabtu, 31 Mei 2025 - 01:02 WIB

Jakarta, VIVA – Produsen chip milik Jansen Huang, Nvidia, membukukan laba mencapai US$ 8 miliar atau Rp 130,3 miliar (estimasi kurs Rp 16.290) pada kuartal I-2025. Nilai tersebut melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan perusahaan justru akan merugi sepanjang tiga bulan pertama tahun ini karena adanya pembatasan ekspor chip asal Amerika Serikat (AS) sehingga memengaruhi penjualan ke pasar Tiongkok. 

Saham Nvidia melonjak hampir 5 persen selama sesi perdagangan Kamis, 29 Mei 2025. Lompatan harga ini mendorong saham Nvidia hanya terpaut 8 persen dari harga tertinggi sepanjang masa (all high time/ATH) yang dicatatkan pada Januari 2025. Kapitalisasi pasar (market cap) Nvidia berhasil menjadi nomor wahid, menyalip Microsoft dan Apple. 

"Investor memasuki kuartal ini dengan mencari tanda-tanda bahwa Nvidia dapat meredakan kekhawatiran jangka pendek. Apa yang mereka terima adalah pesan yang jelas bahwa permintaan tetap kuat," ujar Analis di eToro Australia, Josh Gilbert, dikutip dari Euro News pada Jumat, 30 Mei 2025. 

Pendapatan penjualan dari segmen pusat data (data center) melesat 75 persen secara year on year (yoy) menjadi US$ 39,1 miliar. Meski menjadi rekor baru tetapi pertumbuhannya justru melambat 93 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Meskipun laju penjualan lebih lambat namun hasilnya berhasil melampaui ekspektasi pasar mengingat beberapa analis mengantisipasi angka yang lebih rendah akibat hambatan regulasi. Pendapatan keseluruhan Nvidia melonjak 69 persen menjadi US$ 44,1 miliar sehingga mencatatkan laba per saham sebesar US$ 0,96. 

Chief Executive Officerr Nvidia Jensen Huang mengaitkan pertumbuhan dengan permintaan global yang kuat akan kecerdasan buatan (AI), terutama jasa penyedia layanan cloud utama. Ia mengklaim chip AI Nvidia, Blackwell, adalah yang tercanggih sedang dalam produksi skala penuh di seluruh pembuat sistem dan penyedia layanan cloud.

"Permintaan global untuk infrastruktur AI Nvidia sangat kuat. Pembuatan token inferensi AI telah melonjak sepuluh kali lipat hanya dalam satu tahun, dan seiring agen AI menjadi arus utama, permintaan untuk komputasi AI akan meningkat. Negara-negara di seluruh dunia mengakui AI sebagai infrastruktur penting dan Nvidia berada di pusat transformasi mendalam ini," jelas Huang.

Perusahaan menargetkan pendapatan mampu mengantongi US$ 45 miliar atau kenaikan kurang lebih 2 persen pada kuartal II-2025. Huang menjelaskan, perkiraan ini mempertimbangkan kerugian pendapatan chip H20 sebesar sekitar US$ 8,0 miliar karena pembatasan kontrol ekspor baru-baru ini.

Pemerintah AS mengharuskan Nvidia untuk memperoleh lisensi ekspor untuk GPU H20 yang rencananya akan dijual ke pasar Tiongkok selama kuartal pertama ini. Meskipun chip H20 sebelumnya telah disetujui, peraturan baru menyebabkan penurunan nilai aset sebesar US$ 4,5 miliar karena kelebihan persediaan. 

Akibatnya, margin kotor Nvidia pada periode ini mencapai 61 persen. Angka tersebut sangat potensial membengkak menjadi 71,3 persen jika biaya tersebut tidak terjadi. 

"Pasar China senilai US$ 50 miliar secara efektif ditutup untuk industri AS. Alhasil, perusahaan mengalami kerugian miliaran dolar atas inventaris yang tidak dapat dijual atau digunakan kembali," jelas Huang.

Nvidia memperkirakan margin kotor non-GAAP sebesar 72,0 persen atau naik sekitar 50 basis poin pada kuartal selanjutnya. Huang menyatakan, Nvidia tengah menjajaki alternatif untuk chip H20 tetapi perusahaan tersebut harus terlebih dahulu mengantongi izin peredaran jenis chip tersebut dari pemerintah AS.

Halaman Selanjutnya

"Permintaan global untuk infrastruktur AI Nvidia sangat kuat. Pembuatan token inferensi AI telah melonjak sepuluh kali lipat hanya dalam satu tahun, dan seiring agen AI menjadi arus utama, permintaan untuk komputasi AI akan meningkat. Negara-negara di seluruh dunia mengakui AI sebagai infrastruktur penting dan Nvidia berada di pusat transformasi mendalam ini," jelas Huang.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |