Jakarta, VIVA – PDI Perjuangan (PDIP) buka suara soal dugaan mark up proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh yang kini diselidiki KPK.
Ketua DPP PDIP, MY Esti Wijayanti menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah mengingatkan dan mempertanyakan urgensi proyek kereta cepat sejak 2015 lalu.
"Soal Whoosh saya kira Bu Mega kan sudah mengingatkan sejak awal, ya 2015 sudah mengingatkan sejak awal, apakah itu sudah saatnya?" kata Esti kepada wartawan di Sekolah Partai PDIP, Jalarta Selatan, dikutip Rabu, 29 Oktober 2025.
Megawati, kala itu juga bertanya apakah proyek kereta cepat ini akan memberikan manfaat lebih kepada masyarakat atau tidak.
"Apakah itu akan memberikan manfaat yang lebih kepada masyarakat secara keseluruhan? Lalu bagaimana catatan-catatan yang harus diberikan terkait dengan hal itu?" ucap dia.
Lebih lanjut, Esti pun mendukung KPK agar dugaan mark up dalam proyek kereta cepat dapat diusut secara tuntas.
"Sesuatu yang memang tuh terbukti ada korupsi di situ ya memang harus ada penindakan dari aparat penegak hukum. Saya kira tegas kalau soal itu," ungkap Esti.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning juga menegaskan pengusutan dugaan mark up proyek kereta cepat Whoosh ini merupakan kewenangan KPK. Pihaknya, kata dia, mendukung penuh proses pengusutan dugaan korupsi ini.
"Dugaan mark up tuh urusan hukum, urusan KPK, biar saja semua yang ada indikasi itu kita dukung persoalan itu untuk diperiksa gitu saja PDI Perjuangan ya," ungkap Ribka.
Sebelumnya diberitakan, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polkam), Mahfud MD dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025, yakni Mahfud MD Official, mengungkapkan ada dugaan tindak pidana korupsi dalam bentuk penggelembungan anggaran atau mark up di proyek Whoosh.
Mahfud MD Komentari Polemik Ijazah Jokowi
Photo :
- Mahfud MD Official
“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17-18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” katanya.
Ia melanjutkan, “Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia. Nah itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini.”
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengimbau Mahfud MD untuk membuat laporan mengenai dugaan tindak pidana korupsi terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

3 hours ago
1









