Jakarta, VIVA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyoroti pembangunan waterfront city di wilayah pesisir, terutama Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN, Agus Eko Nugroho, menekankan bahwa di tengah gencarnya berbagai proyek pembangunan, kita diingatkan kembali untuk memaknai esensi dari pembangunan itu sendiri.
Yakni, bagaimana pembangunan mampu memberikan kesejahteraan pada semua aspek dan semua kelompok, baik masyarakat, pemerintah, maupun generasi ke depan, sehingga generasi ke depan dapat menikmati lingkungan yang baik.
“Pantai Indah Kapuk (PIK), contohnya, bisa menjadi bagian dari pembangunan waterfront city masa depan. Termasuk yang saat ini sedang kontroversi adalah pembangunan waterfront city di Surabaya,” kata Agus Eko, seperti dikutip dari situs resmi BRIN, Selasa, 22 Juli 2025.
Ia juga menegaskan para periset perlu memikirkan bagaimana riset mampu menjembatani keseimbangan antara kebutuhan, pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, sekaligus, terkait pelestarian lingkungan, khususnya di wilayah pantai.
“Tentu kita tidak bisa melupakan bagaimana aspek lingkungan menjadi agenda penting pembangunan nasional ke depannya. Saya kira ini adalah kesempatan kita untuk bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat dan bangsa, terkait bagaimana membangun ke depannya,” papar dia.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Ekonomi Industri, Jasa, dan Perdagangan BRIN, Umi Mu’awanah, mengaku jika kajian yang dibahas dalam kegiatan tersebut dapat memberikan masukan terhadap potensi ekonomi kreatif, kultural, dan pariwisata untuk pengembangan waterfront city.
Ia memberi contoh Surabaya Waterfront Land (SWL), yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia. Proyek ini bertujuan mengembangkan kawasan pesisir Kota Surabaya menjadi pusat maritim terpadu. Proyek tersebut melibatkan reklamasi laut dan pembangunan pulau-pulau buatan untuk berbagai kepentingan ekonomi dan pembangunan.
“Upaya ini akan lebih mengembangkan industri maritim, pendidikan, dan pariwisata, sehingga mampu mengangkat posisi Surabaya sebagai kota maritim terdepan bersaing dengan Jakarta yang saat ini masih berada di posisi pertama,” ungkap Umi.
Kolaborasi dalam kerangka triple helix diharapkan terus berlanjut ke depannya. Tiga aktor utama yaitu akademisi (universitas), industri (swasta), dan pemerintah dapat saling bersinergi untuk pembangunan nasional.
Halaman Selanjutnya
Ia memberi contoh Surabaya Waterfront Land (SWL), yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia. Proyek ini bertujuan mengembangkan kawasan pesisir Kota Surabaya menjadi pusat maritim terpadu. Proyek tersebut melibatkan reklamasi laut dan pembangunan pulau-pulau buatan untuk berbagai kepentingan ekonomi dan pembangunan.