Jakarta, VIVA – PT Bank Permata Tbk alias Permata Bank membukukan laba bersih setelah pajak mencapai Rp2 ,9 triliun, atau tumbuh 3,5 persen secara year-on-year (yoy) hingga kuartal III-2025.
Direktur Utama Permata Bank, Meliza M. Rusli menambahkan, laba operasional sebelum pencadangan atau pre-provision operating profit (PPOP) juga meningkat sebesar 4,9 persen (yoy) menjadi Rp 5,0 triliun.
"Kinerja positif Permata Bank sepanjang sembilan bulan ini menjadi landasan penting bagi perjalanan menuju fase pertumbuhan selanjutnya. Pencapaian ini mencerminkan ketangguhan dan komitmen kami untuk terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan," kata Meliza dalam keterangannya, Rabu, 29 Oktober 2025.
Logo PermataBank/Bank Permata
Photo :
- PermataBank/Bank Permata
Dia menambahkan, pihaknya juga tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan aktivitas bisnis, khususnya dalam penyaluran kredit, di tengah dinamika ekonomi global dan domestik.
Selain itu, optimalisasi struktur neraca secara konsisten dilakukan untuk menjaga tingkat likuiditas di level yang memadai. Rasio loan to deposit (LDR) tercatat sebesar 80,9 persen pada kuartal III tahun 2025.
Per September 2025, total aset Permata Bank tumbuh sebesar 5,7 persen (yoy) menjadi Rp 269,3 triliun. Adapun kredit yang disalurkan kepada nasabah tumbuh 5,4 persen (yoy) menjadi Rp 158,9 triliun.
Pertumbuhan kredit ini terutama didorong oleh pertumbuhan dari segmen korporasi yang naik 8,2 persen (yoy) menjadi Rp 93,9 triliun, serta segmen komersial yang tumbuh 10,4 persen (yoy) menjadi Rp 20,9 triliun.
Kualitas kredit tetap terjaga baik dan sehat dengan NPL gross dan loan at risk (LAR) masing-masing pada level 2,1 persen dan 7,0 persen, dibandingkan dengan 2,1 persen dan 8,0 persen pada periode yang sama tahun lalu.
NPL coverage dan LAR coverage ratios juga memadai untuk menjamin kebutuhan cadangan atas potensi penurunan kredit secara konservatif, masing-masing di level 351 persen dan 107 persen. Bank juga secara konsisten melakukan upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah meningkat 6,9 persen yoy menjadi Rp195,9 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 17,3 persen. Rasio CASA Permata Bank pun tercatat naik menjadi 60,5 persen, dibandingkan 55,1 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Halaman Selanjutnya
Struktur likuiditas juga dijaga secara sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) rata-rata pada level 292,9 persen dan net stable funding ratio (NSFR) pada level 132,9 persen di akhir bulan September 2025.

3 weeks ago
12









