Pertunjukan Kembang Api '52 Detik' Tiongkok di Dataran Tinggi Tibet Picu Bencana Ekologis

3 hours ago 1

Rabu, 5 November 2025 - 22:18 WIB

VIVA – Sebuah pertunjukan kembang api di Dataran Tinggi Tibet pada 19 September 2025 lalu, pukul 16.30 waktu setempat, memicu kemarahan publik dan kritik internasional setelah diketahui menyebabkan kerusakan ekologis serius.

Pertunjukan bertajuk “Rising Dragon”, kolaborasi antara merek perlengkapan luar ruang Arc'teryx dan seniman asal Tiongkok, Cai Guo-Qiang, menyalakan 1.050 kembang api di lereng gunung di dekat Kabupaten Gyantse, Shigatse antara ketinggian 4.670 dan 5.020 m, membentuk kaskade asap dan api berwarna berbentuk naga.

Aksi berdurasi 52 detik itu disebut sebagai penghormatan artistik terhadap alam, namun justru berubah menjadi simbol ketegangan antara seni komersial dan tanggung jawab lingkungan.

Pertunjukan itu menjadi pengingat yang gamblang tentang posisi lingkungan Dataran Tinggi Tibet yang genting dan meningkatnya ketegangan antara tontonan komersial dan tanggung jawab ekologis di salah satu ekosistem paling rapuh di Bumi.

Kerusakan Lingkungan

Hampir sebulan setelah insiden tersebut, hasil investigasi resmi yang dirilis oleh Tim Investigasi Kota Shigatse mengonfirmasi apa yang dikhawatirkan para kritikus: peristiwa singkat tersebut telah merusak 30,06 hektar padang rumput, dengan struktur lapisan tanah dan rumput hancur akibat operasi perataan, injakan manusia, dan jejak kendaraan.

Residu kembang api, puing plastik, dan material lainnya tidak dibersihkan dengan baik, dan cahaya terang yang tiba-tiba serta suara gemuruh menyebabkan gangguan jangka pendek bagi satwa liar di area tersebut.

Laporan tersebut, yang didasarkan pada pemantauan komprehensif menggunakan 75 titik pemantauan lingkungan atmosfer, air permukaan, dan tanah, 90 titik pemantauan keanekaragaman hayati, dan 30 kamera inframerah, mengungkapkan bahwa meskipun air permukaan memenuhi baku mutu dan konsentrasi polutan atmosfer masih dalam batas yang dapat diterima, peristiwa tersebut merupakan "aktivitas gangguan manusia di wilayah dataran tinggi yang sensitif secara ekologis."

Yang paling mengkhawatirkan, pihak berwenang mengakui bahwa "potensi risiko ekologis memerlukan pemantauan dan pelacakan," sebuah pengakuan yang menyadarkan bahwa tingkat kerusakan yang sesungguhnya mungkin baru dapat dipahami selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun.

Media pemerintah Tiongkok secara mengejutkan dengan tegas mengecam mereka. Kantor Berita Xinhua menerbitkan komentar pedas berjudul "Pertunjukan Kembang Api di Tempat yang Salah: Keindahan Tak Dapat Menutupi Kehancuran," yang menyatakan bahwa "betapa pun indahnya kembang api, mereka tak dapat menyembunyikan fakta kehancuran" dan menekankan bahwa "penghormatan kepada alam tidak memerlukan kembang api sebagai bukti."

Halaman Selanjutnya

Lembaga penyiaran resmi CCTV menyuarakan kekhawatiran ini, menyoroti bagaimana pertunjukan tersebut melanggar prinsip-prinsip perlindungan lingkungan di dataran tinggi yang secara ekologis rapuh.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |