Jakarta, VIVA - Selama masyarakat bersatu, Indonesia disebut akan melangkah jadi bangsa besar di mata dunia.
Hal itu diucap saat ratusan tokoh lintas iman, aktivis, dan ketua LSM se-Jakarta berkumpul dalam acara bertajuk 'Silaturahmi Kebangsaan' yang digagas LSM PENJARA 1 di bawah pimpinan Teuku Z. Arifin.
Acara yang dihadiri sekitar 300 peserta itu disebut bukan sekadar pertemuan seremonial, melainkan seruan moral untuk meneguhkan kembali semangat persatuan bangsa di tengah ancaman polarisasi, politik identitas, dan korupsi yang kian merusak sendi kehidupan bernegara.
"Kita boleh berbeda warna, keyakinan, dan pandangan, tetapi Merah Putih hanya satu. Dan selama kita berani bersatu, Indonesia akan melangkah sebagai bangsa besar di mata dunia," kata Teuku, Selasa, 28 Oktober 2025.
Kata dia, persatuan hanya kokoh jika keadilan tegak dan kedamaian nyata dirasakan oleh rakyat. Silaturahmi Kebangsaan ini dikatakan menjadi bukti bahwa masyarakat sipil masih memegang teguh peran moral dalam menjaga kebinekaan dan keutuhan NKRI.
"Persatuan hanya kokoh jika keadilan tegak dan kedamaian nyata dirasakan oleh rakyat," katanya.
Ketua Panitia, Khaedor Jonsen, menuturkan acara ini juga jadi ruang dialog terbuka antar tokoh lintas iman dan masyarakat sipil. Sementara itu, Ketua LSM PETRA, Yoserizal Situmeang, menyampaikan orasi kebangsaan dengan lantang. Ia menegaskan bahwa rakyat butuh pemimpin yang memberi teladan nyata, bukan janji kosong.
“Tanpa keadilan, persatuan hanya ilusi. Tanpa transparansi, damai hanyalah retorika. Untuk Merah Putih yang kita cintai, mari kobarkan semangat bersama: adil tanpa kompromi, damai tanpa kepalsuan, persatuan tanpa manipulasi," kata Yoserizal.
Dari unsur agama Buddha, doa dan pesan kebangsaan disampaikan oleh Mahabhiksu Gunabadra Mahasthavira, Ketua Umum Sangha Mahayana Indonesia. Ia mendoakan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka agar senantiasa diberi kebijaksanaan dalam memimpin bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
“Semoga Indonesia melangkah pasti menuju Indonesia Emas 2045, negeri yang adil, makmur, dan bermartabat di mata dunia," katamya.
Dalam forum tersebut, sejumlah tokoh LSM turut menyuarakan komitmen antikorupsi dan nasionalisme. Ps. Nelson Bureni dari Kristen Protestan mengingatkan generasi muda agar tidak mudah tergerus arus globalisasi.
Halaman Selanjutnya
Sementara, Juharto Harianja dari LSM ICACI menegaskan pentingnya konsistensi melawan korupsi, dan Syafrizal Thomas dari LSM BARA ENERGI menyerukan perlunya kedaulatan energi yang adil dan transparan.

4 weeks ago
13









