RI Punya Alat Negosiasi Dagang, Anindya Bakrie Dorong Perluasan Kolaborasi

3 weeks ago 9

Selasa, 14 Oktober 2025 - 13:55 WIB

Jakarta, VIVA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menegaskan bahwa sumber daya mineral kritis yang dimiliki Indonesia merupakan salah satu keuntungan yang bisa dijadikan alat untuk melakukan negosiasi perdagangan dengan negara lain.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie ditemui dalam acara Forbes Global CEO Conference di Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.?

"Kita katakan bahwa Indonesia ini punya critical mineral. Jadi kita bisa menggunakan ini sebagai salah satu cara untuk negosiasi, karena memang critical mineral ini ada," ujar Anindya.

Dia menjelaskan, meski mineral kritis yang dimiliki Indonesia bisa digunakan sebagai alat bernegosiasi, ditekankan Anindya, Indonesia harus tetap melakukan proses hilirisasi agar bisa memberikan nilai tambah (value added) yang signifikan terhadap perekonomian.

Anindya pun mencontohkan, 10 tahun lalu Indonesia masih melakukan ekspor bijih nikel yang hanya memberikan keuntungan US$1 miliar. Kini setelah dilakukan hilirisasi produk menjadi stainless steel, keuntungan yang didapat kini mencapai US$35 miliar.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie.

Saat ini lanjutnya, negara di dunia mesti mengubah format perdagangannya, sama seperti Indonesia yang tak hanya berfokus kepada satu negara saja. Melainkan, turut memperluas pasar ke negara yang memiliki potensi pasar yang besar.

?"Indonesia memang ada kesepakatan dengan Amerika, tapi tidak berhenti di Amerika saja. Kita ke Uni Eropa dan Kanada," ucapnya lagi.

?Anindya mengatakan, Indonesia membuka ruang kolaborasi untuk membuka lapangan kerja yang selaras dengan bonus demografi yang dimiliki.

?"Jadi kita mesti memikirkan bagaimana menemukan kerjaan 2,5 juta sampai 3 juta setahun. Karena kita menghasilkan bayi 5 juta setahun. Jadi kita benar-benar mau buat kolaborasi. Tapi intinya kita ingin semua itu stabil, inklusif," ucapnya.

Adapun sumber mineral kritis yang ada di Indonesia yakni nikel, tembaga, kobalt, bauksit, timah dan potensi litium. Untuk nikel, Indonesia memiliki cadangan terbesar di dunia yakni mencapai 48 persen dari total cadangan global, serta cadangan tembaga dengan total mencapai 28 juta ton yang menempatkannya di peringkat ketujuh dunia.

Selanjutnya, cadangan kobalt Indonesia diperkirakan mencapai 600 ribu ton, cadangan bauksit diperkirakan mencapai 1,2 miliar ton, serta Indonesia adalah salah satu produsen timah terbesar di dunia, dengan cadangan mencapai 2,8 juta ton atau sekitar 16 persen dari cadangan global. (Ant)

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |