Jakarta, VIVA – Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Raden Pardede mengatakan, saat ini kondisi global tengah menuju pada ketiadaan negara-negara yang menjadi pemimpin, dari blok-blok kerja sama yang sebelumnya telah ada.
Hal itu diutarakannya di acara diskusi 'Menggali Sumber Ekonomi Potensial Menuju Pertumbuhan 8 Persen', yang digelar di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Raden mencontohkan, apabila sebelumnya dunia mengenal forum-forum kerj asama multilateral seperti G20 atau G7, maka yang sepertinya bakal terjadi saat ini adalah forum G0 (G - nol) karena tidak adanya lagi negara-negara yang mengklaim diri sebagai pemimpin dari negara-negara lainnya.
"Jadi memang keadaan global saat ini, apabila sebelumnya bapak-ibu terbiasa dengan G20, G7, sekarang disebutkan G0. Artinya, tidak ada lagi negara-negara yang memimpin dunia sekarang ini," kata Raden, Kamis, 13 Februari 2025.
Ilustrasi resesi ekonomi/ekonomi global
Bahkan, Dia menyebut jika Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya kerap muncul dan mengklaim diri sebagai pemimpin negara-negara di dunia, saat ini justru terlihat menarik diri demi memprioritaskan kepentingan nasionalnya sendiri.
"Yang terakhir-terakhir ini (menjadi pemimpin dunia) biasanya adalah Amerika. Tapi Amerika sendiri sekarang seperti melepaskan diri, 'Saya enggak mau lagi jadi pemimpin dunia ini. Karena buat saya adalah America first!'," ujar mengibaratkan.
Di sisi lain, Eropa menurutnya saat ini juga tengah dirundung sejumlah masalah ekonomi dan politik. Misalnya seperti Jerman yang sebentar lagi akan melaksanakan pemilu, yang mungkin akan dimenangkan oleh pihak kanan.
"Perancis juga seperti itu, dan masalah Ukraine serta Middle East sepertinya juga masih akan terus berlangsung seperti itu," kata Raden.
Inflasi terkendali, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Hal itu belum termasuk perseteruan besar yang kembali terjadi antara AS-China, utamanya dalam hal perdagangan. Demikian juga dengan sejumlah negara lainnya seperti Panama, Meksiko, hingga Kanada, yang juga tengah mengalami situasi serupa sehingga menyebabkan ketidakpastian di dalam perekonomiannya masing-masing.
"(Perseteruan) AS dengan China itu yang paling besar di mata kita sekarang. Di samping tentunya ada Panama, Meksiko, dan Kanada, serta yang juga kerap disebutkan akhir-akhir ini di mana Indonesia masuk BRICS. Jadi inilah gambarannya, di mana intinya keadaan dunia saat ini berada dalam keadaan turbulensi," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Di sisi lain, Eropa menurutnya saat ini juga tengah dirundung sejumlah masalah ekonomi dan politik. Misalnya seperti Jerman yang sebentar lagi akan melaksanakan pemilu, yang mungkin akan dimenangkan oleh pihak kanan.