Toyota Masih Studi Potensi LCGC Hybrid di RI

9 hours ago 2

Sabtu, 15 Februari 2025 - 13:30 WIB

Jakarta, VIVA – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) masih mempertimbangkan dengan baik soal pengembangan Low Cost Green Car (LCGC), yang dilengkapi dengan teknologi hybrid.

Meskipun insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil hybrid sebesar 3 persen telah diberikan, TMMIN masih berfokus pada studi mendalam terkait penerapan teknologi hybrid pada LCGC.

Carbon Neutrality (CN) Mobility Event oleh Toyota: Beyond Zero Festival

Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengatakan bahwa teknologi mesin hybrid cenderung relatif mahal, jika disematkan ke LCGC, maka akan berpotensi menaikkan harga jual mobil tersebut.

"Untuk tahun ini (menghadirkan LCGC hybrid) belum, tetapi kami pokoknya kembali lagi ya, istilahnya kan sekarang kalau LCGC ditambahkan hybrid pasti harganya naik. Nah, kalau harganya naik kan pasti tidak masuk ke kategori LCGC,” tuturnya, dikutip VIVA di acara Carbon Neutrality Mobility Event oleh Toyota: Beyond Zero Festival di Gambir Expo, Jakarta Pusat.

Maka dari itu, ia menyampaikan bahwa Toyota nantinya akan menjual produk tersebut secara bertahap sesuai segmentasi kelas calon konsumen di Indonesia.

“Sehingga ya sebenarnya semakin volumenya semakin besar, nanti harganya akan makin turun, selalu begitu kan. Tahapannya ada dari premium dulu, kemudian Innova, Yaris Cross, kemudian nanti yang berikutnya Avanza, step by step,” kata Nandi.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pihaknya tidak hanya akan mengandalkan produk LCGC hybrid dari Jepang. Tetapi, juga melakukan studi untuk kebutuhan dan kondisi pasar Indonesia.

"Kalau kami cuma ambil dari Jepang (LCGC hybrid) ya ada, tetapi kan belum tentu cocok dengan Indonesia. Jadi nanti kami tidak cuma studi itu saja, misalnya nanti plug in hybrid electric vehicle (PHEV) juga kami studi," ungkap Nandi.

Senada, Ekonom senior, Cyrillus Harinowo mengatakan apabila mobil di segmen LCGC ditambahkan dengan teknologi hybrid maka akan jauh lebih mengurangi emisi.

"Namun, kita tahu, kalau teknologi hybrid relatif lebih mahal harganya. Jika dapat insentif dari Pemerintah, maka harganya bisa lebih murah," katanya, dalam kesempatan yang sama.

Ia pun meminta agar pemerintah bisa meringankan ini dari sisi perpajakan, sehingga LCGC hybrid akan bisa lebih murah.

"Pemerintah harus meringankan dari sisi perpajakannya sehingga pada akhirnya harganya betul-betul bisa menjadi murah. Karena kalau teknologinya mungkin sedikit lebih mahal, tetapi kalau dikenakan insentif perpajakan yang bagus, pada akhirnya LCGC hybrid bisa menjadi murah," ucapnya.

Sebagai informasi tambahan, Toyota telah memiliki beberapa model LCGC meliputi Agya dan Calya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mendorong produsen otomotif dalam mengembangkan segmen LCGC, yakni menggabungkannya dengan mesin hybrid. Namun, hingga saat ini belum ada manufaktur yang menghadirkan produk tersebut.

Halaman Selanjutnya

"Kalau kami cuma ambil dari Jepang (LCGC hybrid) ya ada, tetapi kan belum tentu cocok dengan Indonesia. Jadi nanti kami tidak cuma studi itu saja, misalnya nanti plug in hybrid electric vehicle (PHEV) juga kami studi," ungkap Nandi.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |