Tumor Usus Sembuh, Peserta PBPU Asal Pasangkayu Terbantu Berkat Program JKN

5 hours ago 3

Selasa, 1 Juli 2025 - 15:12 WIB

VIVA – Suriati (30) peserta segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) merasa terbantu berkat layanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk suaminya.

Sang suami yang menderita tumor usus telah melalui proses Panjang. Mulai dari pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Daerah Pasangkayu hingga harus dirujuk ke RS Wahidin di Makassar.

Suriati sama sekali tak pernah menyangka suaminya bakal mengidap penyakit tumor usus. Tepatnya pada Bulan Mei 2025, baru diketahui tumor tersebut bersarang di tubuhnya setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter.

“Pada bulan Mei 2025 kemarin, tiba-tiba suami saya jatuh sakit. Saya dan keluarga kemudian melarikan suami ke rumah sakit. Suami saat itu dalam kondisi lemas karena sudah tidak nafsu makan beberapa hari,” tutur warga Kabupaten Pasangkayu ini.

Suriati bersyukur telah menjadi peserta JKN, sebab, biaya pelayanan kesehatan untuk pengobatan tumor tidak sedikit. Diagnosa awal dokter penanggung jawab di IGD saat itu menyatakan sakit suaminya dikarenakan masalah lambung. Dari situ kemudian Suami Suriati diharuskan menjalani operasi.

“Untung punya BPJS Kesehatan, jadi walupun harus dilakukan rujukan ke Makassar saya dan keluarga tidak terlalu terbebani,” ujarnya, Kamis (19/06).

Namun, rupanya tidak hanya masalah lambung yang suaminya derita. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan bahwa suaminya juga memiliki tumor usus. Diagnosa awal dari dokter menurutnya itu lambung, karena suaminya ada sakit perut parah disertai mual dan muntah.

“Ternyata tidak tahunya penyakit tumor usus, kemudian dilakukan operasi. Dalam proses operasi alhamdulillah berjalan cukup lancar. dan kami pakai BPJS Kesehatan, tidak bayar,” paparnya.

Tidak sampai di situ, setelah operasi, suami Suriati harus dirawat inap selama sepuluh hari lamanya. Bersyukurnya suami Suriati mendapatkan kesembuhan, hingga akhirnya suaminya harus menjalani kontrol rutin saat ini.

“Rawat inap selama sepuluh hari, suami tidak boleh minum untuk membersihkan lambung dan usus itu, jadi cuma melalui bantuan cairan infusan saja. Bersyukur sembuh hingga detik ini. Meskipun harus melakukan kontrol rutin hingga sembuh total,” ujarnya.

Sebagai ibu rumah tangga dan suami yang bekerja sebagai petani, Suriati mengaku sangat senang karena terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan. Pengobatan yang telah dijalaninya tentu akan menghabiskan biaya hingga puluhan juta. Namun demikian Suriati percaya dengan program pemerintah ini, tidak malu walaupun sebagai peserta kelas 3.

“Senang sekali, saya merasa terbantu. Kalau tidak punya BPJS Kesehatan terus berobat puluhan juta, uang dapat dari mana. Saya pernah tanya orang-orang yang tidak pakai BPJS Kesehatan, biaya yang dihabiskan sampai puluhan juta,” ucapnya.

Oleh karena itu, Suriati menganjurkan bagi yang belum terdaftar sebagai peserta JKN agar segera mendaftar, karena sakit tidak terduga datangnya, selain itu biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan pelayanan tidak sedikit. Menurutnya, membayar iuran lebih baik, karena sudah pasti terjamin dan terjangkau.

“Kalau waktu sakit pasti susah, itu bisa dipakai untuk pembiayanya. Jadi setiap orang yang terdaftar saya anjurkan (daftar), bukan nanti saat sakit, tidak. Saya itu sejak lama terdaftar, terima kasih BPJS Kesehatan untuk pelayanannya, kehadirannya ini sudah banyak membantu orang yang tidak mampu,” urainya.

Selain pernah merasakan manfaatnya secara langsung, Suriati mengaku kerap mendengar cerita akan manfaat JKN ini dari tetangga maupun keluarganya. Menurut Suriati dari cerita tetangga dan keluarganya banyak mendapatkan pandangan betapa pentingnya terdaftar pada Program JKN.

“Manfaatnya sangat luas, Program JKN yang dikelola bisa menjamin penyakit-penyakit berat dan biaya perawatan yang sangat besar bahkan tanpa mengeluarkan sepeserpun uang. Karena itulah, bagi masyarakat yang belum mendaftar Program JKN, segeralah menjadi peserta BPJS supaya ketika sakit tidak perlu khawatir biaya berobat," tutupnya.

Halaman Selanjutnya

“Rawat inap selama sepuluh hari, suami tidak boleh minum untuk membersihkan lambung dan usus itu, jadi cuma melalui bantuan cairan infusan saja. Bersyukur sembuh hingga detik ini. Meskipun harus melakukan kontrol rutin hingga sembuh total,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |