Banten, VIVA – Viral video yang diduga pengusaha asal Cilegon ‘memalak’ proyek Rp5 triliun tanpa lelang di lokasi PT Chandra Asri Alkali (CAA), sebuah perusahaan pembuat bahan baku baterai kendaraan listrik. Peristiwa itu terjadi pada Jumat, 09 Mei 2025, sekitar pukul 15.00 wib.
Dengan nada tinggi, seorang pria berbaju putih bertuliskan Kadin Cilegon d ibagian belakangnya, meminta manajemen memberikan proyek senilai Rp 5 triliun tanpa lelang.
Saat itu, sekitar 60 orang dari organisasi pengusaha seperti Kadin, HIPMI, HIPPI, HNSI, hingga Gapensi menggeruduk kantor CAA.
"Pihak Kepolisian meminta kepada Kadin Kota Cilegon untuk bisa menahan diri dan menunggu jawaban dari PT. China Chengda Engineering dan menghimbau untuk tidak mengganggu investasi yang sedang berjalan. Apabila ada tindak pidana intimidasi maupun pengancaman akan kami tindak tegas," kata Kapolres Cilegon, AKBP Kemas Indra Natanegara kepada wartawan, Rabu, 14 Mei 2025.
Peristiwa Kadin Cilegon 'palak' industri tersebut menarik perhatian alumni Untirta Banten, karena bisa merusak iklim investasi serta menurunkan kepercayaan dunia luar terhadap Indonesia. Pengusaha lokal harus bisa menciptakan kondusifitas bagi investor yang menanamkan modalnya di Kota Baja.
Menurut Dadan Suryana, Sekjen Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Untirta, meminta pengusaha lokal mampu mengukur kemampuan dan modal yang dimiliki, sebelum mengerjakan proyek besar.
"Jadi jangan juga maksa minta proyek dengan spesifikasi tertentu, dengan kerumitan tertentu, dengan modal tertentu yang sesungguhnya tidak mampu dikerjakan tapi memaksakan untuk dikerjakan, itu pasti akan menghambat proses pembangunan dan merugikan investor," ujar Dadan, dalam keterangan resminya, Rabu, 14 Mei 2025.
Jika tragedi 'pemalakan' terus terjadi, citra negatif akan terbentuk di Kota Cilegon, maka investor bisa saja menarik modalnya, sehingga banyak pihak yang akan di rugikan.
Ditekankannya, komunikasi yang baik antara pengusaha lokal dengan investor menjadi kunci suksesnya investasi dan dunia usaha di Kota Cilegon. Selain itu, kemampuan dan permodalan yang cukup juga menjadi daya dukung tersendiri.
"Jangan sampai insiden ini menjadikan Kota Cilegon mendapatkan label citra negatif dimata investor, sehingga bisa mempengaruhi para investor dalam negeri atau asing yang berencana menginvestasikan modal nya untuk membangun usaha di Kota Cilegon kemudian membatalkan investasinya," ujarnya.
Sementara itu, pihak Kadin Cilegon mengaku ucapan seorang anggotanya meminta proyek Rp5 triliun bukan sikap resmi organisasi. Hal itu terucap secara spontan, atas kekesalannya yang belum juga mendapat kepastian dari PT. China Chengda Engineering, mengenai pekerjaan yang akan digarap pengusaha lokal.
"Memang benar ada kejadian itu, tapi itu bukan pernyataan resmi Kadin. Itu murni luapan emosi dari anggota kami yang kesal karena komunikasi dengan pihak Chengda buntu. Saya menyebutnya sebagai selip lidah," ujar Wakil Ketua Umum I Kadin Cilegon, Isbatullah Alibasja, Rabu, 14 Mei 2025.
Menurut Isbat, sejumlah pengusaha lokal sudah beberapa kali bertemu dengan manajemen PT CAA maupun PT Chengda, pihaknya pun mendukung investasi di Kota Cilegon.
Isbat juga mengaku tidak mungkin Kadin maupun pengusaha lokal Cilegon mendapat proyek tanpa proses lelang, terlebih nilainya mencapai Rp5 triliun, karena bisa melanggar hukum.
"Mana mungkin proyek sebesar itu tanpa tender? Kami paham ada SOP yang harus diikuti. Kalau memang harus ikut tender, ya kami ikuti. Tapi jangan sampai pengusaha lokal hanya jadi penonton," imbuhnya.
Halaman Selanjutnya
Ditekankannya, komunikasi yang baik antara pengusaha lokal dengan investor menjadi kunci suksesnya investasi dan dunia usaha di Kota Cilegon. Selain itu, kemampuan dan permodalan yang cukup juga menjadi daya dukung tersendiri.