Alat Fiskal RI Cetak Pendapatan Rp2,42 Triliun, Fokus Jaga Tingkat Kredit Bermasalah

4 weeks ago 4

Sabtu, 15 November 2025 - 10:04 WIB

Surakarta, VIVA – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF melaporkan kinerja keuangan yang tidak diaudit hingga bulan September 2025. Sebagai alat fiskal (fiscal tools) pemerintah, perusahaan berhasil membukukan pendapatan Rp2,42 triliun dan berupaya genjot pembiayaan kinerja keuangan tetap solid menjelang akhir tahun.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SMF, Bonai Subiakto, menyampaikan total aset perusahaan mencapai Rp53,6 triliun per Triwulan III-2025. Capaian tersebut hampir menyamai posisi sepanjang 2024 yang berada di level Rp58,13 triliun.

“Peningkatan aset didukung likuiditas yang terus tumbuh, sebagian besar dari penerbitan surat utang di pasar,” ujar Bonai saat konferensi pers di Surakarta pada Jumat, 14 November 2025.

Dari sisi ekuitas, SMF mencatatkan kenaikan tipis menjadi Rp20,905 triliun dibanding tahun 2024 yang sebesar Rp20.580 triliun. Bonai juga menegaskan bahwa proyeksi pendapatan hingga akhir 2025 diperkirakan masih lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Paparan Kinerja Keuangan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) di Solo

“Dalam tiga bulan ini kita terus bekerja keras untuk mencapai target yang telah kita tetapkan,” imbuhnya. 

Ia mengakui bahwa pertumbuhan aset turut meningkatkan beban perseroan, terutama beban biaya bunga. Meski begitu, laba bersih meningkat 3 persen menjadi Rp 432 miliar dan optimistis bisa melampaui capaian laba tahun sebelumnya sebesar Rp 540 miliar.

Secara kesehatan keuangan, Return on Assets (ROA) berada di level 1,07 persen sementara Return on Equity (OE) di posisi 2,82 persen. Lalu profit margin di tingkat 17,68 persen.

Tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross di level 0,003 persen. Nilai ini mendorong perusahaan mendapat pemeringkatan internasional BBB pada bulan April 2025 dari S&P Global Ratings. 

“Kalau kita tidak bisa menjaga kualitas NPL, itu sangat berpengaruh terhadap angka-angka di atas karena margin kami sangat terbatas,” pangkas Bonai.

Sampai September 2025, alat fiskal di bawah Kementerian Kuangan ini telah menyalurkan pendanaan kepada lembaga penyalur pembiayaan perumahan melalui skema sekuritisasi maupun pembiayaan sebesar Rp 14,53 triliun. Adapun total pendanaan yang diterima mencapai Rp10 triliun.

Amar Bank.

Amar Bank Bukukan Laba Bersih Rp 174,6 Miliar di Kuartal III-2025

Direktur Utama Amar Bank, Vishal Tulsian menjelaskan, pertumbuhan di kuartal III-2025 ditopang lonjakan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 93 persen (yoy) per September 2025

img_title

VIVA.co.id

13 November 2025

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |