Jakarta, VIVA – Menjaga berat badan ideal kerap menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang. Bahkan mungkin, tidak sedikit dari Anda tergoda untuk mencoba berbagai metode diet yang menjanjikan hasil cepat, salah satunya diet telur rebus. Pola diet ini diklaim mampu menurunkan berat badan secara signifikan dalam waktu singkat. Benarkah?
Namun, sebelum Anda memutuskan untuk menjalani diet ini, penting untuk memahami lebih dalam tentang konsep, manfaat, hingga risiko yang mungkin ditimbulkan. Sebab, diet yang tampak efektif dalam waktu singkat, belum tentu aman bagi tubuh, lho!
Lantas, apa sebenarnya diet telur rebus dan seberapa ampuh metode ini dalam menurunkan berat badan? Scroll untuk info lebih lanjut, yuk!
Apa Itu Diet Telur Rebus?
Melansir dari Healthline, diet telur rebus merupakan pola makan yang berfokus pada konsumsi beberapa porsi telur rebus setiap harinya, disertai dengan sumber protein tanpa lemak, sayuran non-tepung, serta buah rendah karbohidrat.
Metode diet ini dipopulerkan melalui sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 2018 oleh Arielle Chandler, meskipun penulis tersebut tidak memiliki latar belakang sebagai ahli gizi profesional. Secara umum, diet ini mengharuskan Anda untuk mengonsumsi telur atau sumber protein lain dalam setiap kali makan, disertai dengan sayuran rendah karbohidrat dan satu hingga dua porsi buah.
Misalnya, sarapan terdiri dari dua butir telur rebus, satu jenis sayuran, dan satu buah rendah karbohidrat seperti jeruk. Lalu, makan siang dan malam didominasi oleh protein tanpa lemak dan sayuran.
Selain itu, diet ini juga melarang konsumsi makanan ringan di antara waktu makan dan membatasi makanan berkarbohidrat tinggi seperti roti, pasta, kentang, serta buah manis seperti pisang atau mangga. Meski diet ini diklaim mampu menurunkan berat badan hingga 11 kilogram dalam waktu dua minggu, para ahli kesehatan memperingatkan bahwa metode ini tergolong diet ketat dan kurang memberikan asupan nutrisi yang seimbang.
Tapi, Seberapa Ampuh Menurunkan Berat Badan?
Secara prinsip, diet telur rebus dapat membantu menciptakan defisit kalori karena makanan yang dikonsumsi umumnya rendah kalori dan karbohidrat. Artinya, jika defisit kalori, maka Anda mengonsumsi lebih sedikit kalori dibandingkan yang dibakar tubuh, dan ini memang menjadi kunci dalam proses penurunan berat badan.
Selain itu, diet ini rendah karbohidrat, yang menurut beberapa penelitian dapat mempercepat penurunan berat badan dalam jangka pendek. Studi menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat mampu meningkatkan metabolisme, mengurangi hormon lapar ghrelin, serta memperbaiki beberapa faktor risiko penyakit jantung.
Namun demikian, perlu Anda ketahui bahwa hasil yang dicapai dengan diet ini umumnya bersifat sementara. Setelah kembali ke pola makan biasa, berat badan yang hilang berpotensi untuk kembali. Tidak hanya itu, membatasi berbagai makanan bergizi seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan beberapa buah-buahan bisa berdampak negatif pada kesehatan dalam jangka panjang.
Sebab itu, meskipun diet telur rebus mungkin memberikan hasil penurunan berat badan secara cepat, metode ini tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jangka panjang. Jika Anda ingin mencapai berat badan ideal dengan cara yang sehat dan berkelanjutan, berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter Anda.
Halaman Selanjutnya
Selain itu, diet ini juga melarang konsumsi makanan ringan di antara waktu makan dan membatasi makanan berkarbohidrat tinggi seperti roti, pasta, kentang, serta buah manis seperti pisang atau mangga. Meski diet ini diklaim mampu menurunkan berat badan hingga 11 kilogram dalam waktu dua minggu, para ahli kesehatan memperingatkan bahwa metode ini tergolong diet ketat dan kurang memberikan asupan nutrisi yang seimbang.