Jakarta, VIVA – Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Bahlil Lahadalia merespons penolakan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI Soeharto oleh pemerintah. Ia mendoakan pihak-pihak yang masih menolak gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto agar dapat mengikhlaskan.
"Kalau ada yang masih belum mau ikhlaskan, saya doakan, mudah-mudahan mereka bisa ikhlaskan," kata Bahlil di acara pagelaran wayang rangkaian HUT ke-61 Partai Golkar di kawasan Jakarta Barat, Jumat, 14 November 2025, malam.
"Kalau tidak ikhlas lagi, salat terus yang Muslim, yang Kristen ke gereja, yang Hindu, Budha ke tempat ibadah masing-masing agar mendapat rahmat dari Allah SWT," sambungnya
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia di HUT Golkar Ke-61
Bahlil menganggap pro dan kontra atas gelar pahlawan nasional itu lumrah dan sebuah konsekuensi negara demokrasi. Baginya, tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini, karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Terkecuali, ada orang yang mengatakan bahwa dia sempurna seperti Yang Maha Kuasa. Nah kami menghargai.Tetapi bagi Partai Golkar sudah sangat layak dan pantas, dan harus menurut kami, untuk bagaimana memperjuangkan agar kemudian gelar pahlawan itu pemerintah berikan," ujarnya
Atas dasar itu, Bahlil menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Indonesia dan Presiden Prabowo Subianto yang telah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.
"Pak Harto adalah presiden 32 tahun, pernah menjadi Ketua Dewan Pembina DPP Partai Golkar, ikut melahirkan Partai Golkar, dan jasa Pak Harto sudah tidak perlu saya ulangi lagi sudah pasti banyak," tegasnya
Presiden Prabowo Subianto menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto, di mana plakat dan dokumen gelar pahlawan diserahkan kepada putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto selaku ahli waris, di Istana Negara, Jakarta, Senin, 10 November 2025.
Berdasarkan tayangan langsung kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin, dalam prosesi penyerahan gelar pahlawan tersebut, Tutut didampingi oleh sang adik yaitu Bambang Trihatmodjo.
Penganugerahan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Soeharto menerima gelar sebagai pahlawan di bidang Perjuangan Bersenjata dan Politik, atas jasa dan peran menonjol sejak masa kemerdekaan.
Gibran Dukung Keputusan Prabowo Beri Gelar Pahlawan Nasional, Minta Masyarakat Dewasa dalam Berbangsa
Gibran menyebut bahwa seluruh proses penetapan telah melalui mekanisme pertimbangan yang ketat dan penilaian objektif oleh Dewan Tanda Kehormatan.
VIVA.co.id
14 November 2025

4 weeks ago
4









