Bapak Kendaraan Listrik Asia: Indonesia Harus Belajar dari China

• 

• Otomotif

• Mobil

Kamis, 17 April 2025 - 12:20 WIB

Hong Kong, VIVA – Perkembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah terus mendorong percepatan transisi dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik demi mengurangi emisi dan ketergantungan pada energi impor.

Dengan dukungan regulasi, insentif, serta komitmen berbagai pihak, Indonesia perlahan tapi pasti mulai mengembangkan ekosistem kendaraan listriknya.

Profesor dari Hong Kong University yang juga merupakan anggota Chinese Academy of Engineering dan Royal Academy of Engineering, Chen Qing Quan menyampaikan pandangannya tentang potensi besar Indonesia di sektor ini.

Menurutnya, Indonesia yang sebelumnya dikenal sebagai negara produsen kendaraan berbahanbakar bensin, kini harus belajar dari China untuk menjadi negara produsen kendaraan listrik, tidak hanya untuk pasar domestik, tetapi juga untuk ekspor.

"Kesempatannya sangat besar, masa depannya sangat cerah," ujarnya di sela-sela acara XPeng Global Brand Night yang diadakan beberapa hari lalu di Hong Kong, dikutip VIVA Otomotif Kamis 17 April 2025. 

Ia menekankan bahwa China telah membuktikan mampu memproduksi kendaraan listrik dengan performa tinggi dan biaya rendah. Namun, kendaraan listrik buatan China umumnya berorientasi pada pasar dengan setir kiri, sementara Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin pasar kendaraan setir kanan.

“Indonesia perlu belajar dari China dan menciptakan pasar untuk kendaraan listrik setir kanan,” tuturnya..

Dalam rangka mempererat kerja sama, pria yang dikenal sebagai Bapak Kendaraan Listrik Asia itu menyampaikan rencana untuk bekerja sama dengan Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia atau Periklindo.

Pada awal Mei mendatang, Periklindo akan mengadakan pameran kendaraan listrik di Jakarta. Dalam kegiatan itu, ia akan membawa sejumlah produsen kendaraan listrik dan energi terbarukan dari China seperti angin dan surya untuk menjajaki peluang kolaborasi.