BBM di 'Kota Minyak' Sempat Langka, Ini Dugaan Pemicunya Versi CERI

1 day ago 5

Minggu, 1 Juni 2025 - 18:42 WIB

Jakarta, VIVA - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sempat terjadi di Balikpapan, Kaltim dan Bengkulu jadi sorotan Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman. Dia heran kelangkaan terjadi di daerah Balikpapan yang dianggap sebagai 'kota minyak'.

Yusri menduga pemicu BBM bisa langka di Balikpapan mengusik akal sehatnya yang paham peta BBM nasional. Apalagi, ia menekankan di 'Kota Minyak' itu ada kilang Pertamina.

Ia heran dengan alasan Kilang Pertamina yang tak memenuhi spesifikasi atau off spec. Hal itu seperti disampaikan Wakil Dirut Pertamina Wiko Migantoro saat rapat bersama DPR pada 23 Mei 2025.

"Kami menduga ini bagian skenario agar proses tender pengadaan BBM dengan spot di PT Pertamina Patra Niaga (PPN) dan minyak mentah di PT Pertamina Kilang International (KPI)  tetap mengundang DMUT (Daftar Usaha Mitra Tetap) atau vendor yang sudah black list oleh Kejagung adalah sebuah keniscayaan," kata Yusri, dikutip dari tvOnenews, Minggu, 1 Juni 2025. 

Dia bilang jika alasan tak sesuai spek maka di Kilang Balikpapan punya stok BBM Pertalixe dan Pertamax Ron 92.

"Padahal, jika BBM milik Pertamina Patra Niaga di Balikpapan katanya tidak sesuai spek, bukankah di Kilang Balikpapan yang dijulukin kota minyak ada stock BBM Pertalixe dan Pertamax Ron 92 yang cukup bisa digeser ke Pertamina Patra Niaga untuk di-deliver ke SPBU di seluruh Kaltim," jelas Yusri. 

Ilustrasi kelangkaan BBM.

Photo :

  • VIVAnews/Fernando Randy

Lebih lanjut, ia bilang semua produk BBM di kilang maupun hasil impor pasti dilengkapi Certipicate Quality (COQ) atau Certipicate of Assurance (COA) yang menjamin kualitas BBM di terminal atau di kilang Pertamina sesuai spek.

Pun, ia menganalisa dugaan kelangkaan BBM di Bengkulu. Yusri mengkritisi alasan kelangkaan itu akibat kapal Pertamina terkendala ke terminal BBM akibat pendangkalan alur.

"Sementara informasi yang kami peroleh bahwa Gubernur Bengkulu pada setahun sebelumnya sudah pernah bersurat ke Pertamina soal pendalaman alur ini. Namun, katanya Pertamina MOR II Sumbagsel mengabaikan peringatan tersebut," ujarnya.

Menurut dia, dugaan itu yang memicu terjadinya kelangkaan BBM di Bengkulu. "Akhirnya terjadilah bencana kelangkaan BBM di Bengkulu yang membuat konsumen terpaksa membeli Pertalite atau Pertamax dengan harga Rp30.000 per liter," tutur Yusri. 

Yusri pun sudah mengkonfirmasi kelangkaan BBM di Kota Minyak itu kepada Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari. Namun, menurut dia, Heppy belum merespons.

Kedatangan MRC

Yusri juga menyinggung kelangkaan BBM itu juga karena kedatangan MRC yang dikenal sebagai raja minyak ke Tanah Air. Ia menduga kedatangan MRC sekejap ke Tanah Air karena punya kepentingan.

"Sudah pasti kedatangan MRC ke Indonesia dalam sekejap itu tujuannya selain untuk menyelamatkan anaknya dan orang kesayangan dan kepercayaannya yang keduanya saat ini masih ditahan," ujarnya.

Yusri menaruh harapan ke Kejaksaan Agung atau Kejagung terkait dugaan kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina periode 2018-2023.

Dalam kasus itu, Kejagung sudah menetapkan 9 tersangka yang terdiri dari enam pejabat Pertamina Patra Niaga dan tiga dari pihak swasta.

Menurut Kejagung, perbuatan melawan hukum para tersangka telah merugikan negara sekitar Rp193,7 triliun. Kerugian negara itu bersumber dari komponen kerugian ekspor minyak mentah dalam negeri sekitar Rp35 triliun. 

Lalu, kerugian impor minyak mentah melalui DMUT/broker sekitar Rp2,7 triliun, kerugian impor BBM melalui DMUT/broker sekitar Rp9 triliun, kerugian pemberian kompensasi (2023) sekitar Rp126 triliun dan pemberian subsidi (2023) sekitar Rp21 triliun.

Halaman Selanjutnya

Lebih lanjut, ia bilang semua produk BBM di kilang maupun hasil impor pasti dilengkapi Certipicate Quality (COQ) atau Certipicate of Assurance (COA) yang menjamin kualitas BBM di terminal atau di kilang Pertamina sesuai spek.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |