Jakarta, VIVA – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bersiap untuk memastikan seluruh layanan penyeberangan nasional berjalan aman, lancar, dan nyaman sepanjang musim libur Natal dan Tahun Baru. Baik kepada jutaan masyarakat bersiap menikmati perjalanan ke kampung halaman atau destinasi wisata.
Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, menegaskan bahwa seluruh lini operasi kini tengah bersiap menghadapi peningkatan arus penumpang dan kendaraan yang setiap tahun menjadi tradisi. Evaluasi dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya menjadi dasar perbaikan berkelanjutan agar pengalaman pengguna jasa semakin baik dari waktu ke waktu.
“Kami ingin masyarakat merasakan perjalanan yang lancar, aman dan menyenangkan. Karena itu, seluruh perencanaan kami rancang dengan matang, mulai dari kesiapan armada, pelabuhan, hingga sistem digital seperti Ferizy, agar setiap penyeberangan berlangsung tertib dan efisien,” jelas Heru, dikutip dari keterangannya, Jumat, 17 Oktober 2025.
Direktur Utama ASDP, Heru Widodo,
Photo :
- Dokumentasi ASDP.
Dia menjabarkan, kini Ferizy menjadi ujung tombak digitalisasi layanan tiket ferry di Indonesia. Melalui aplikasi dan situs resmi Ferizy, pengguna jasa dapat membeli tiket kapan saja dan dari mana saja, tanpa harus mengantre di pelabuhan. Masyarakat pun diimbau untuk melakukan pemesanan sejak jauh-jauh hari agar jadwal keberangkatan sesuai dengan waktu perjalanan yang diinginkan.
“Pastikan sudah memiliki tiket sebelum berangkat, dan tiba di pelabuhan sesuai jadwal yang tertera di tiket,” tegas Heru.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menambahkan bahwa persiapan menyambut Nataru dilakukan secara menyeluruh di empat cabang utama ASDP, yakni Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk. Langkah strategis disusun untuk menjaga kelancaran arus penyeberangan, termasuk optimalisasi dermaga dan koordinasi intensif dengan KSOP untuk pengaturan pola operasional kapal.
Di Merak dan Bakauheni, bersama dengan KSOP selaku regulator menyiagakan hingga 33 kapal pada masa puncak, sementara di lintasan Ketapang – Gilimanuk akan dioperasikan sebanyak 28 hingga 33 unit kapal pada saat arus puncak, sesuai kebutuhan di lapangan.
Sejumlah rencana yang disiapkan, untuk meminimalisasi arus kepadatan antara lain penerapan delaying system di sejumlah titik buffer zone yang telah ditetapkan, penambahan operasional kapal melalui Pelabuhan alternatif di sekitar Pelabuhan Merak yakni Pelabuhan Ciwandan dan BBJ. Serta, Pelabuhan alternatif di sekitar Bakauheni yakni Wika Beton, BBJ (Muara Pilu), dan Sumur Makmur Abadi sebagai alternatif ketika kendaraan sudah terlalu padat.
Halaman Selanjutnya
Kemudian untuk Cabang Ketapang, akan dilakukan pengalihan layanan LCM (Landing Craft Mechanized) ke Lahan Bulusan dan penutupan sementara layanan penyeberangan di Tanjung Wangi. Sedangkan Cabang Gilimanuk, akan menambahkan satu dermaga LCM yang dapat menambah kapasitas armada kurang lebih sebanyak 2,000 kendaraan kecil. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kelancaran dan kenyamanan para pengguna jasa.