Bitcoin Diramal Meledak ke Rp2,8 Miliar, Lebih Cuan Dibandingkan Emas?

5 hours ago 3

Sabtu, 8 November 2025 - 00:10 WIB

Jakarta, VIVA – Kabar baik datang bagi para investor kripto. Setelah sempat mengalami koreksi pasar, analis dari JPMorgan Chase & Co memproyeksikan harga Bitcoin (BTC) bisa meroket hingga US$170.000 atau setara Rp2,8 miliar dalam 6 hingga 12 bulan ke depan. 

Prediksi ini diungkap dalam laporan riset terbaru bank investasi raksasa asal Amerika Serikat tersebut.

Kabar ini menandai optimisme baru di tengah ketidakpastian pasar kripto dalam beberapa bulan terakhir. Sejak awal tahun, harga Bitcoin memang sempat berfluktuasi tajam akibat berbagai faktor, mulai dari tekanan makroekonomi hingga insiden peretasan di beberapa platform keuangan terdesentralisasi. 

Namun, JPMorgan menilai fase pelepasan utang atau deleveraging di pasar berjangka Bitcoin kini telah usai dan membuka jalan bagi kenaikan harga signifikan di paruh pertama tahun depan.

Dalam laporan tersebut, JPMorgan menjelaskan bahwa pasar kripto telah terkoreksi sekitar 20 persen dari puncak harga terakhir, terutama setelah aksi likuidasi besar-besaran pada 10 Oktober 2025.

“Fase deleveraging di kontrak berjangka tanpa batas kini tampaknya sudah berakhir,” demikian tulis tim analis JPMorgan, sebagaimana dikutip dari Benzinga, Sabtu, 8 November 2025.

Rasio open interest di kontrak berjangka Bitcoin terhadap kapitalisasi pasar telah kembali normal. Tren serupa juga terjadi pada Ethereum, meski tidak sekuat Bitcoin. 

Selain itu, penarikan dana dari ETF kripto dalam beberapa minggu terakhir disebut masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan arus masuk besar yang terjadi pada awal Oktober.

JPMorgan juga menyoroti kasus peretasan senilai US$120 juta atau setara Rp2 triliun di platform Balancer yang sempat menekan sentimen pasar. Namun, insiden itu tidak menimbulkan dampak struktural jangka panjang.

Bitcoin yang berhasil bangkit pasca kasus tersebut semakin memperkuat keyakinan JPMorgan bahwa pelemahan pasar akibat leverage sudah mereda dan kini memasuki fase pemulihan yang sehat.

Perbandingan dengan Emas

JPMorgan mendasarkan target harga US$170.000 per BTC pada perbandingan volatilitas Bitcoin terhadap emas. Menurut laporan, rasio volatilitas antara Bitcoin dan emas kini turun di bawah 2,0, yang berarti Bitcoin hanya membutuhkan sekitar 1,8 kali lebih banyak modal risiko dibanding emas.

Halaman Selanjutnya

Untuk menyamai nilai investasi sektor swasta di emas, yang diperkirakan mencapai US$6,2 triliun atau sekitar Rp103.540 triliun, kapitalisasi pasar Bitcoin yang kini berada di sekitar US$2,1 triliun atau ekitar Rp35.070 triliun, perlu naik sekitar 67 persen. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |