Krisis Air Parah, Warga Teheran Terancam Dievakuasi dari Kota

3 hours ago 3

Jumat, 7 November 2025 - 22:53 WIB

Teheran, VIVA – Ibu Kota Teheran tengah menghadapi persoalan pelik terkait krisis air bersih yang sangat parah, bahkan mengancam keberlangsungan hidup warganya. Bila hujan tidak segera turun, maka besar kemungkinan warga Teheran akan dievakuasi dari kota.

Dalam kunjungannya ke Senandaj, Iran Barat, Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah mengatakan bahwa pemerintah tengah menghadapi kombinasi krisis ekonomi, lingkungan, dan sosial. 

Dia mengatakan bahwa harga tinggi dan inflasi merupakan akibat dari kegagalan kebijakan domestik dan sanksi internasional, menurut laporan Daily Itimad. 

"Harga tinggi dan inflasi adalah kesalahan parlemen dan pemerintah. Ada upaya yang sedang dilakukan, tetapi sumber daya keuangan yang terbatas membuat proyek-proyek tersebut belum selesai," ujarnya. 

Beralih ke krisis air akibat kekeringan, Pezeshkian memperingatkan bahwa Iran menghadapi tantangan alam serius, termasuk berkurangnya curah hujan dan sumber daya air. 

"Jika hujan tidak turun, kami harus mulai membatasi pasokan air di Teheran bulan depan. Jika kekeringan berlanjut, kami akan kehabisan air dan terpaksa mengungsi dari kota," katanya. 

Presiden menekankan kebutuhan mendesak akan pengelolaan dan konservasi sumber daya air dan energi yang lebih baik, seraya menggambarkan situasi di Teheran sebagai "mengkhawatirkan." 

Krisis air di Teheran 

Pasokan air Teheran bergantung pada lima bendungan utama, yaitu Lar, Mamlu, Amir Kabir, Talegan, dan Latyan, dengan Amir Kabir sebagai yang terbesar. 

Namun, Iran telah mengalami penurunan curah hujan yang tajam selama lima tahun terakhir, dan data meteorologi menunjukkan bahwa curah hujan di Teheran tahun ini sekitar 40 persen di bawah rata-rata musiman. 

Kurangnya curah hujan, terutama di musim semi dan panas, telah menyebabkan permukaan waduk turun drastis, yang memengaruhi cadangan air permukaan dan air tanah. 

Otoritas Air Teheran memperingatkan pada 20 Juli bahwa waduk yang memasok ibu kota telah mencapai level terendah dalam satu abad akibat kekeringan berkepanjangan. 

Pemadaman air bergilir telah diterapkan sepanjang musim panas. 

Pada 3 November, Behzad Parsa, kepala Otoritas Air Tehran, mengatakan bahwa cadangan bendungan hanya dapat memasok kota selama dua pekan jika kondisi kering terus berlanjut. 

Halaman Selanjutnya

Pezeshkian sebelumnya telah memperingatkan pada 23 Juli bahwa jika krisis terus berlanjut tanpa tindakan efektif, maka pasokan air untuk masyarakat akan segera menjadi mustahil. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |