Bukan Soal Hybrid atau Bensin, Ini yang Sebenarnya Dicari Pembeli SUV Offroad

1 hour ago 1

Selasa, 23 Desember 2025 - 15:31 WIB

Jakarta, VIVA – Di tengah gencarnya narasi elektrifikasi dan dorongan penggunaan kendaraan ramah lingkungan, fakta di lapangan menunjukkan cerita yang sedikit berbeda. Pada segmen SUV bergaya offroad, mesin bensin konvensional alias Internal Combustion Engine (ICE) ternyata masih menjadi pilihan utama konsumen Indonesia.

Hal ini tercermin dari respons pasar terhadap Jetour T2, SUV boxy yang baru diperkenalkan dan langsung mencuri perhatian. Meski pabrikan sudah menyiapkan varian Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) sebagai bagian dari roadmap elektrifikasi, konsumen justru lebih banyak memilih versi bermesin bensin.

Marketing Director PT Jetour Sales Indonesia, Moch Ranggy Radiansyah mengungkapkan bahwa sebagian besar konsumen tidak terlalu mempersoalkan apakah mobil tersebut ICE atau hybrid. Faktor utama yang menjadi pertimbangan adalah ketersediaan unit dan kesiapan mobil untuk langsung digunakan.

“Yang penting produknya available dan bisa langsung dipakai. Itu yang dilihat konsumen saat ini,” ujar dia belum lama ini

Fenomena ini menunjukkan bahwa, setidaknya untuk segmen SUV offroad, ICE masih dianggap sebagai opsi paling rasional. Salah satu alasannya adalah karakter penggunaan. Jetour T2 diposisikan sebagai SUV multi-condition yang mampu diajak ke berbagai medan, termasuk offroad ringan hingga menengah. Dalam konteks ini, mesin bensin dinilai lebih siap dan minim kompromi.

Dari sisi kepercayaan pengguna, ICE juga masih unggul. Infrastruktur bahan bakar yang merata, kemudahan perawatan, serta pengalaman panjang konsumen Indonesia dengan mesin bensin membuat banyak pembeli merasa lebih yakin. Terlebih bagi pengguna yang kerap bepergian ke luar kota atau wilayah dengan akses terbatas, ICE dianggap memberikan rasa aman lebih besar dibanding teknologi elektrifikasi.

Jetour sendiri tidak menutup mata terhadap tren elektrifikasi. Varian T2 PHEV sudah dipastikan akan hadir pada semester kedua 2026. Namun, posisinya jelas bukan sebagai pemain utama di tahap awal, melainkan opsi tambahan bagi konsumen yang sudah siap beralih ke teknologi hybrid.

Strategi ini menunjukkan pendekatan realistis terhadap pasar Indonesia. Alih-alih memaksakan elektrifikasi penuh, Jetour memilih membaca kebutuhan aktual konsumen. ICE dijadikan sebagai pintu masuk, sementara PHEV diposisikan sebagai alternatif bagi mereka yang ingin langkah transisi.

Halaman Selanjutnya

Di tengah derasnya arus elektrifikasi, kisah Jetour T2 menjadi bukti bahwa perubahan perilaku konsumen tidak selalu berjalan secepat narasi industri. Untuk SUV offroad, setidaknya saat ini, mesin bensin masih menjadi pilihan yang paling dipercaya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |