Chikuputi Kembali Hadir dengan Lagu Penuh Kerinduan bagi Perantau Minang

2 hours ago 1

Senin, 10 Maret 2025 - 19:14 WIB

Jakarta, VIVA – Grup vokal keluarga Chikuputi kembali menyapa penggemarnya dengan sebuah karya yang menyentuh hati, terutama bagi perantau asal Minangkabau. Lagu terbaru mereka, Ka Bundo Kanduang*\, telah resmi dirilis dan langsung mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat. Dengan lirik yang menggugah emosi dan melodi yang khas, lagu ini menjadi pengingat bagi mereka yang merindukan kampung halaman dan kebersamaan yang telah lama ditinggalkan.

Lagu Ka Bundo Kanduang mengisahkan perjalanan emosional seorang perantau yang harus meninggalkan kampung halaman demi menggapai impian. Scroll lebih lanjut ya.

Lirik yang dalam, seperti Ka marantau, mancaliak dunia laweh, Tingga kampuang, dilapeh jo tangih mandeh, menggambarkan dilema banyak perantau yang berada di negeri orang. Meski telah menetap di perantauan, kerinduan terhadap keluarga dan tanah kelahiran tetap membekas di hati mereka.

Pada bagian pre-chorus yang dinyanyikan oleh Kiara dan Shanum, Chikuputi menegaskan kecintaan mereka terhadap Minangkabau, meskipun tumbuh besar di rantau: Walau tumbuah gadang di rantau, Minang Kabau kami pantau! Sebuah pesan yang menegaskan bahwa hubungan dengan kampung halaman tak akan pernah terputus, tidak peduli sejauh mana seseorang merantau.

Lagu ini juga mengajak para perantau untuk terus menjalin hubungan dengan sanak saudara serta mengenang berbagai kebiasaan yang hanya ditemukan di kampung halaman. Lirik seperti Lamak Ota Niniak Mamak di Surau Tuo, Mangkaji kamajuan Nagari ko menjadi pengingat bahwa budaya dan nilai-nilai luhur Minangkabau harus tetap dijaga dan diteruskan kepada generasi selanjutnya.

Yang menarik, Ka Bundo Kanduang hadir dalam aransemen pop rock tanpa instrumen etnik khas Minang. Pilihan ini bertujuan untuk memberikan nuansa modern yang lebih luas dan dapat menjangkau pendengar yang lebih beragam.

"Kalau biasanya lagu Minang identik dengan instrumen etnik yang khas, di lagu ini saya ingin bahasa menjadi satu-satunya unsur etnik dengan tujuan memperluas jangkauan dan audiens hingga ke pendengar luar negeri. Sebab seperti yang kita ketahui bersama, urang Minang tersebar di seluruh penjuru dunia," ungkap M Imam Teguh Ardian, yang untuk pertama kalinya turut bernyanyi dalam lagu ini.

Ilustrasi karaoke/microphone.

Sejak perilisannya, lagu ini mendapatkan respons positif dari banyak perantau Minang di berbagai belahan dunia. Banyak yang mengungkapkan rasa haru dan kebanggaannya terhadap lagu ini karena mampu mewakili perasaan mereka.

Dalam proses produksinya, Ka Bundo Kanduang melibatkan beberapa musisi ternama. Benny Mihing berperan sebagai gitaris sekaligus produser musik, sementara Iyan San Pranata Barus bertindak sebagai produser dan arranger. Selain itu, Chikuputi juga mendapatkan arahan langsung dari musisi blues dunia, Emmy Tobing, yang mendirect serta memberikan pelatihan dalam rekaman dan penyempurnaan vokal.

Sebagai grup vokal yang kerap membawakan lagu-lagu bertema budaya dan nasionalisme, Chikuputi selalu menghadirkan karya dengan makna yang dalam.

"Saya ingin lagu ini menjadi semacam pengingat bagi kita semua, terutama para perantau, bahwa kampung halaman selalu menanti dan kita harus pulang selama keadaannya memungkinkan. Tidak peduli sejauh apa kita pergi, Minangkabau tetap ada dalam hati, dan Insya Allah akan selalu ada kemudahan dalam rezeki silaturahmi," ujar Fitri Dani.

Kini, Ka Bundo Kanduang sudah bisa dinikmati di berbagai platform musik digital seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube. 

Halaman Selanjutnya

"Kalau biasanya lagu Minang identik dengan instrumen etnik yang khas, di lagu ini saya ingin bahasa menjadi satu-satunya unsur etnik dengan tujuan memperluas jangkauan dan audiens hingga ke pendengar luar negeri. Sebab seperti yang kita ketahui bersama, urang Minang tersebar di seluruh penjuru dunia," ungkap M Imam Teguh Ardian, yang untuk pertama kalinya turut bernyanyi dalam lagu ini.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |