Jakarta, VIVA – IHSG dibuka menguat 6 poin atau 0,11 persen di level 6.407 pada pembukaan perdagangan Kamis, 17 April 2025.
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman memprediksi, IHSG masih akan dihantui koreksi pada perdagangan hari ini.
"IHSG hari ini berpotensi kembali terkoreksi seiring The Fed mengisyaratkan untuk meng-hold rate lebih lama," kata Fanny dalam riset hariannya, Kamis, 17 April 2025.
Bursa saham Asia-Pasifik melemah pada perdagangan Rabu kemarin, seiring tekanan dari Wall Street yang menurun. Sentimen investor dibayangi oleh kekhawatiran tarif dan rilis data ekonomi utama dari China.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,01 persen dan Topix turun 0,61 persen. Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,21 persen, sementara Indeks small-cap Kosdaq melemah 1,80 persen.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun tipis 0,04 persen, sementara Indeks Hang Seng Hong menurun 1,91 persen, CSI300 China naik 0,31 persen, dan Shanghai Composite turun 0,26 persen.
Data ekonomi China, produk domestik bruto (PDB) China tumbuh 5,4 persen secara year-on-year (yoy) pada 1Q25 atau lebih tinggi dari estimasi konsensus sebesar 5,2 persen.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (foto ilustrasi)
Sedangkan, produksi industri tumbuh 7,7 persen pada bulan Maret 2025 dibandingkan tahun lalu. Penjualan ritel meningkat 5,9 persen atau jauh lebih tinggi dari kenaikan yang diperkirakan sebesar 4,3 persen.
Di sisi lain, ketegangan dagang antara AS dan China kembali meningkat. Otoritas China memerintahkan maskapai untuk menghentikan pengiriman pesawat Boeing, sebagai respons terhadap perang tarif yang masih berlanjut.
"Support IHSG berada di level 6.200-6.300 sementara resist IHSG di rentang 6.450-6.500," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Data ekonomi China, produk domestik bruto (PDB) China tumbuh 5,4 persen secara year-on-year (yoy) pada 1Q25 atau lebih tinggi dari estimasi konsensus sebesar 5,2 persen.