NSW, VIVA – Salah satu diler motor terbesar di Australia, Peter Stevens Motorcycles, resmi dinyatakan bangkrut. Nama ini mungkin kurang dikenal di Indonesia, tapi di Australia, Peter Stevens punya 15 cabang diler sepeda motor dan sudah beroperasi puluhan tahun.
Sayangnya, perusahaan ini kini menanggung utang sekitar 65,9 juta dolar Australia atau sekitar Rp700 miliar (kurs Rp10.600 per AUD).
Masalah ini bukan hanya soal rugi usaha—banyak orang yang ikut kena dampaknya. Sekitar 400 karyawan terancam kehilangan pekerjaan, dan lebih dari Rp17 miliar (sekitar AUD 1,6 juta) gaji serta hak karyawan belum dibayarkan.
Ini tentu menyisakan kekhawatiran besar, terutama bagi para pegawai yang menggantungkan hidupnya di perusahaan ini.
Dikutip VIVA Otomotif dari Rideapart, Jumat 27 Juni 2025, yang lebih mengejutkan adalah pelanggan yang sudah bayar uang muka untuk beli motor juga ikut kena imbas. Uang muka yang belum dikembalikan mencapai Rp22 miliar (sekitar AUD 2,1 juta).
Selain itu, Peter Stevens juga masih berutang kepada pihak lain, termasuk pajak yang belum dibayar, sebesar Rp3,3 miliar untuk pajak barang dan jasa, serta Rp47,7 miliar untuk pajak tangguhan.
Salah satu bank terbesar di Australia, Westpac, juga ikut dirugikan. Bank ini punya piutang sekitar Rp80,5 miliar (AUD 7,6 juta) dari Peter Stevens, dan juga menanggung pembiayaan inventaris senilai Rp280 miliar (AUD 26,5 juta).
Sistem ini biasanya digunakan untuk mendanai stok motor di showroom, yang nantinya dibayar setelah motor terjual. Tapi karena penjualan merosot, utang tersebut tidak bisa dilunasi.
Direktur Peter Stevens, Luc Favre, juga mencatat adanya utang sewa gedung dan properti sekitar Rp160 miliar (AUD 15,1 juta). Jumlah total utang pun mencapai hampir Rp700 miliar.
Yamaha akan Setop Jualan Motor 125cc
Segmen ini sangat diminati karena harga yang terjangkau, efisiensi bahan bakar, dan kemudahan perawatan.
VIVA.co.id
27 Juni 2025