Senin, 28 April 2025 - 06:40 WIB
VIVA – Sebuah bangunan yang diyakini sebagai gudang senjata milik kelompok paramiliter Hizbullah, dihancurkan militer Israel lewat serangan udara di Beirut, Lebanon, Minggu 27 April 2025.
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari All Israel News, gudang senjata Hizbullah yang terletak di Distrik Dahieh diklaim berisi sejumlah unit rudal presisi.
"Pasukan Pertahanan Israel menyerang gudang Hizbullah yang berisi rudal presisi di ibu kota Lebanon, Beirut, pada Minggu sore," bunyi Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Serangan ini dinilai sebagai tindakan yang langka. Mengingat, aksi militer Israel di Dahieh menjadi yang pertama kali sekak 28 Maret 2025, dan menjadi yang ketiga sejak gencatan senjata dimulai pada akhir November 2024.
VIVA Militer: Gudang rudal Hizbullah dibom militer Israel
Pasca insiden tersebut, Presiden Lebanon, Joseph Aoun, langsung mendesak Amerika Serikat (AS) dan Prancis untuk ikut bertanggung jawab.
Aoun memandan kedua negara Barat tersebut sebagai penyokong utama kesepakatan gencatan senjata dengan militer Israel.
"(Amerika dan Prancis harus) mengambil tanggung jawab dan memaksa Israel untuk segera menghentikan serangannya, ucap Aoun.
"Penghambatan stabilitas yang terus menerus oleh Israel akan memperburuk ketegangan di kawasan. (Tindakan Israel) akan menempatkannya di hadapan bahaya nyata yang akan mengancam keamanan dan stabilitasnya," katanya.
Di sisi lainn, seorang perwira tinggi militer Israel yang identitasnya dirahasiakan menyatakan bahwa sebelum serangan dilancarkan pihaknya telah berkoordinasi dengan AS.
"Pemerintah AS telah diberi tahu sebelum serangan itu. "Semuanya terkoordinasi. Di bawah arahan Perdana Menteri Netanyahu dan Menteri Pertahanan Katz, IDF dengan tegas menyerang lokasi infrastruktur tempat rudal presisi Hizbullah disimpan di Beirut," ujar pejabat tersebut.
"(Rudal presisi Hizbullah) menimbulkan ancaman signifikan terhadap Negara Israel. Israel tidak akan membiarkan Hizbullah tumbuh lebih kuat dan menciptakan ancaman apa pun terhadapnya – di mana pun di Lebanon," katanya.
Halaman Selanjutnya
"(Amerika dan Prancis harus) mengambil tanggung jawab dan memaksa Israel untuk segera menghentikan serangannya, ucap Aoun.