Jakarta, VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat hasil positif pada penutupan perdagangan Senin, 15 September 2025. IHSG melesat ke level 7.937,12 setelag mencetak kenaikan sebesar 1,06 persen atau 83,06 poin.
IHSG bergerak dalam rentang area 7.889 dan level tertinggi di level 7.937. Nilai transaski mencapai Rp 17,07 triliun dengan frekuensi transaksi sebanyak 2,15 juta kali.
Analis Phintraco Sekuritas menilai ekpektasi terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) menjadi pendorong penguatan IHSG. Selain itu, sentimen posotif juga berasal dari harapan membaiknya ekonomi dalam negeri.
Volume beli juga menjadi sorotan di mana mengalami kenaikan dan IHSG bertahan di atas level MA20. Indeks di bursa Asia ditutup mixed, menantikan hasil negosiasi antara AS-Tiongkok dan beberapa data indikator ekonomi Tiongkok.
Ilustrasi Risiko Investasi
Photo :
- unsplash.com/@austindistel
"Secara teknikal, histogram negatif MACD mulai mengecil yang menandakan mulai terjadinya pelemahan tekanan jual. Stochastic RSI mengalami reversal dari area oversold," jelas analis Phintraco Sekuritas dikutip dari risetnya pada Senin, 15 September 2025.
Mayoritas sektoral ikut menopang kenaikan indeks domestik. Sayangnya, sektor kesehatan anjlok 0,26 persen.
Sektor siklikal memimpin lonjakan sebesar 2,39 persen. Kemudian sektor infrastruktur melambung 2,34 persen dan sektor teknologi naik 2,20 persen.
Lebih lanjut, CGS Sekuritas Indonesia menyoroti tiga emiten saham yang kinclong seiring menghijaunya IHSG di awal pekan minggu ketiga bulan September 2025 diantaranya:
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
Saham BRMS ditutup naik 8,82 persen atau 45 poin dan ditutup pada level 555 setelah sempat menguat 9,80 persen. Katalis dipicu berlanjutnya tren penguatan harga emas seiring semakin besarnya peluang pemangkasan suku bunga acuan di AS dan memanasnya geopolitik di Timur Tengah.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
Saham SMGR ditutup menguat 0,70 persen menjadi 2.890 setelah mencatat lompatan sebesar 2,79 persen. Penguatan disokong ekspektasi membaiknya penjualan semen seiring hari kerja yang lebih panjang, musim lebih kering, dan percepatan belanja pemerintah.
PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)
Petugas menunjukkan emas Antam di Butik Antam Pulo Gadung, Jakarta (foto ilustrasi)
Photo :
- Antara Foto/Aditya Pradana Putra
Saham ANTM ditutup sama dengan sebelumnya di area 3.490 setelah sempat menguat 1,15 persen. CGS Sekuritas Indonesia melihat adanya sentimen positif dari berlanjutnya tren penguatan harga emas seiring semakin besarnya peluang pemangkasan suku bunga acuan AS dan memanasnya geopolitik di Timur Tengah.
Halaman Selanjutnya
Sektor siklikal memimpin lonjakan sebesar 2,39 persen. Kemudian sektor infrastruktur melambung 2,34 persen dan sektor teknologi naik 2,20 persen.