Jakarta, VIVA – Tangis dan jeritan masih terdengar dari para korban kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) yang disebabkan oleh kendaraan over dimensi dan over load, serta angkutan umum yang tidak memperhatikan kelayakan kendaraan.
Banyak dari mereka adalah pengguna jalan yang tidak bersalah, pejalan kaki, pengendara roda dua, bahkan sopir angkutan itu sendiri dan penumpang, menjadi korban dari kendaraan yang tidak sesuai spesifikasi pabrikan dan standar keselamatan.
Kecelakaan lalu lintas akibat kendaraan over dimensi dan over load maupun angkutan umum tak layak jalan telah menjadi tragedi berulang yang meninggalkan luka fisik, trauma mendalam, bahkan kehilangan nyawa.
Dalam berbagai testimoni, para korban dan keluarga menyampaikan jeritan hati dan harapan besar agar para pengusaha angkutan barang maupun angkutan umum mulai menyadari dan bertanggung jawab atas keselamatan di jalan.
“Kami hanya pengguna jalan biasa. Tapi kenapa harus kami yang jadi korban? Mobil-mobil besar itu terlalu berlebihan ukurannya, dan ada juga bus atau angkot yang sudah rusak tapi tetap dipaksakan beroperasi,” ungkap salah satu korban.
Fakta di lapangan menunjukkan masih banyak angkutan umum seperti bus, angkot, maupun kendaraan travel yang dioperasikan tanpa memperhatikan kondisi teknis, perawatan berkala, dan kelaikan jalan. Rem blong, lampu mati, ban aus, hingga kelebihan muatan menjadi faktor-faktor yang memperbesar risiko kecelakaan.
Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho menegaskan bahwa penertiban tidak hanya dilakukan pada kendaraan over dimensi dan over load, namun juga terhadap seluruh kendaraan angkutan umum yang membahayakan keselamatan pengguna jalan. Ia menekankan bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan transportasi.
“Ini soal nyawa. Keselamatan di jalan bukan hanya tanggung jawab aparat, tapi juga pelaku usaha transportasi. Kendaraan yang tidak layak itu bom waktu bagi orang lain,” kata Agus.
Korlantas Polri, kata Agus, akan terus menggencarkan penertiban, pemeriksaan kelaikan kendaraan, serta sosialisasi bersama instansi terkait untuk mewujudkan Indonesia menuju zero over dimensi dan over load serta transportasi umum aman.
"Mari bersama wujudkan sistem transportasi yang aman, manusiawi, dan bertanggung jawab," katanya.
Halaman Selanjutnya
“Ini soal nyawa. Keselamatan di jalan bukan hanya tanggung jawab aparat, tapi juga pelaku usaha transportasi. Kendaraan yang tidak layak itu bom waktu bagi orang lain,” kata Agus.