Ankara, VIVA - Kanselir Austria Alexander Schallenberg dalam diskusi panel di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada Kamis, 23 Januari 2025, mengatakan hari-hari memaksakan masa depan baru kepada negara-negara Timur Tengah kini "sudah berakhir".
"Perdebatan mengenai apakah peran Eropa di Timur Tengah semakin berkurang bisa menjadi 'hal yang baik karena terkadang itu berarti adanya kepemilikan regional yang lebih kuat'," ujar Schallenberg.
"Ketika kita berbicara tentang masa depan Gaza, masa depan Suriah, itu tidak akan lagi dipaksakan dari luar," lanjutnya.
VIVA Militer: Bendera Palestina di tengah puing bangunan kota Gaza
Photo :
- washingtoninstitute.org
"Hari-hari itu sudah berakhir, dan itu sebenarnya adalah hal yang baik. Kita tidak lagi berada di abad ke-19 atau paruh pertama abad ke-20," kata Schallenberg, seraya menambahkan bahwa peran Eropa seharusnya adalah "mendukung kepemilikan regional.
"Jadi bukan kami yang memberikan solusi, melainkan mendukung mereka yang memiliki ide cerdas di kawasan itu. Mereka yang harus menemukan jalannya sendiri. Dan ketika kita berbicara tentang solusi dua-negara, prinsip yang sama berlaku. Ada batasan mengenai apa yang dapat dilakukan dari luar," tambahnya.
Direktur sekaligus CEO Chatham House, Bronwen Maddox, di sisi lain mengatakan bahwa menurut dia "sangat sulit bagi kawasan tersebut untuk berkembang sebagaimana mestinya, kecuali ada resolusi yang nyata terhadap konflik Israel-Palestina."
Ia juga menyebutkan adanya "penghentian korban jiwa di Gaza" untuk saat ini, merujuk pada gencatan senjata 19 Januari, tetapi tidak ada tanda-tanda yang mengarah pada jalur solusi dua-negara.
VIVA Militer: Milisi Hayat Tahrir al-Sham Suriah memasuki Damaskus
"Saya pikir Israel telah menggunakan taktik mengabaikan masalah sejauh mungkin, dan Anda bisa melihat ke mana akhirnya itu membawa mereka," kata Maddox.
Halaman Selanjutnya
Direktur sekaligus CEO Chatham House, Bronwen Maddox, di sisi lain mengatakan bahwa menurut dia "sangat sulit bagi kawasan tersebut untuk berkembang sebagaimana mestinya, kecuali ada resolusi yang nyata terhadap konflik Israel-Palestina."