Kardiomiopati Bisa Berujung Gagal Jantung Hingga Mati Mendadak, Begini Cara Deteksi Dininya

17 hours ago 2

Sabtu, 14 Juni 2025 - 00:25 WIB

Jakarta, VIVA – Banyak orang merasa telah menjaga jantung mereka dengan olahraga rutin dan pola makan seimbang. Namun di balik tampilan sehat ini, ada kondisi jantung yang sering tidak terdeteksi hingga gejala serius muncul. Salah satunya adalah kardiomiopati. Apa itu?

Kardiomiopati merupakan kondisi medis di mana otot jantung menjadi melemah atau kaku, sehingga mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif. Salah satu jenis penyakit jantung ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetif, infeksi atau kondisi medis lainnya. Scroll untuk info lengkapnya!

Kardiomiopati terdiri dari berbagai jenis, di antaranya hipertrofik cardiomyopathy (HCM)-penebalan otot jantung, dilated cardiomyopathy (DCM)-penipisan dan pelemahan otot jantung, dan arrhythmogenic cardiomyopathy (ARVC)-kelainan otot jantung, di mana otot digantikan dengan jaringan lemak atau parut. 

Ketiga kondisi di atas, dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan irama jantung (aritmia), hingga kematian mendadak. Kondisi ini dapat menyerang individu yang tampak sehat, bahkan saat sedang berolahraga atau menjalani aktivitas sehari-hari. Banyak dari kasus ini juga bersifat genetik dan bisa memengaruhi beberapa generasi dalam satu keluarga.

“Banyak pasien kami adalah individu aktif dan tampak sehat, namun tiba-tiba mengalami gejala seperti pingsan, detak jantung tidak teratur, atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan,” ujar Dr. Tang Hak Chiaw, Konsultan Senior Kardiologi di Novena Heart Centre, Singapura, saat sesi media breafing di Jakarta, Jumat 13 Juni 2025. 

Pakar dalam bidang kardiomiopati itu melanjutkan, pencitraan jantung MRI (Magnetic Resonance Imaging) dapat membantu pasien dalam mengenali dan menegakkan diagnosis terhadap kondisi ini yang masih sering kurang dikenali. Menurutnya, diagnosis yang cepat dan akurat sangatlah penting.

“Kami menerima banyak rujukan pasien dengan gagal jantung yang tidak jelas, pingsan berulang, atau hasil EKG yang abnormal. Lewat MRI jantung, akhirnya diketahui bahwa mereka menderita kardiomiopati. Deteksi dini bisa menjadi penyelamat nyawa, terutama pada pasien muda atau keluarga dengan risiko genetik,” jelas Dr. Tang. 

Cara Mendiagnosis Kardiomiopati

  • Riwayat penyakit, termasuk riwayat keluarga gagal jantung, kematian jantung mendadak. 
  • EKG (mengukur irama jantung)
  • Ekokardiogram (ultrasonografi jantung)
  • MRI atau pencitraan lainnya. 

Meski Indonesia memiliki banyak rumah sakit dengan layanan jantung yang baik, keahlian dalam bidang kardiomiopati serta akses terhadap MRI jantung masih terbatas. Novena Heart Centre di Singapura menyediakan layanan evaluasi, diagnosis, dan pengobatan komprehensif bagi pasien Indonesia yang menghadapi berbagai jenis penyakit otot jantung.

“Mengetahui jenis kardiomiopati secara tepat adalah langkah pertama yang sangat krusial dalam memberikan penanganan terbaik,” tegas Dr. Tang.

Dr. Tang sendiri telah mendalami bidang kardiologi sejak 2004 dan menekuni subspesialisasi kardiomiopati serta MRI jantung di University College London. Ia merupakan pendiri Klinik Kardiomiopati pertama di Singapura (National Heart Centre), dan kini memimpin layanan untuk kasus kardiomiopati genetik, pasca kanker, hingga gangguan jantung pada atlet di Novena Heart Centre.

“Kami bangga bermitra dengan rekan-rekan dokter di Indonesia untuk memberikan penanganan tepat waktu dan terkoordinasi bagi pasien dengan kondisi jantung yang kompleks,” ujar Dr. Raymond Lee, CEO Novena Heart Centre. 

“Kami ingin setiap pasien mendapatkan kejelasan, kepercayaan diri, dan akses ke keahlian subspesialis, baik di dalam negeri maupun lintas negara,” imbuhnya. 

Halaman Selanjutnya

Cara Mendiagnosis Kardiomiopati

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |